Apa Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi dalam Islam? Begini Pendapat Prof Quraish Shihab
Sebentar lagi dunia akan memasuki Tahun Baru 2026 yang kerap dirayakan dengan berbagai tradisi dan perayaan. Momen pergantian tahun ini sering dimanfaatkan banyak orang untuk bersenang-senang maupun berkumpul bersama keluarga.
Namun, pertanyaan kerap muncul di kalangan umat Islam tentang bagaimana menyikapi perayaan Tahun Baru Masehi. Apakah seorang muslim boleh merayakannya atau justru sebaiknya dihindari?
Pandangan M Quraish Shihab
Baca Juga: Bukan Tiket Mahal, Gunung Gede Pangrango dan Halimun Salak Ditutup Saat Nataru karena Ini
Ulama tafsir terkemuka Prof M Quraish Shihab memandang bahwa perayaan Tahun Baru Masehi tidak serta-merta bertentangan dengan ajaran Islam.
Ia menjelaskan bahwa Islam sendiri tidak sepenuhnya terlepas dari perhitungan waktu berdasarkan peredaran matahari.
Baca Juga: Ingin Membuat Resolusi Tahun Baru? Ini Tipsnya!
“Islam pun menggunakan perjalanan matahari dalam penentuan ibadahnya kita,” kata Prof Quraish, termasuk dalam pelaksanaan salat, dalam podcast Shihab dan Shihab bersama Najwa Shihab yang dipublikasi 2 Januari 2023.
Quraish Shihab mencontohkan bahwa waktu-waktu salat sangat erat kaitannya dengan posisi matahari. Salah satunya adalah waktu magrib yang ditandai dengan matahari terbenam.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa apa yang disebut sebagai tahun Masehi bukanlah identitas keagamaan tertentu.
“Sebenarnya bukan tahun Masehi, tapi tahun berdasarkan perhitungan perjalanan matahari,” ujarnya.
Ia juga menyinggung adanya anggapan bahwa seorang muslim hanya boleh memperingati Tahun Baru Hijriah. Menurutnya, perbedaan kalender tidak seharusnya menjadi alasan untuk menolak momentum refleksi yang bersifat universal.
Refleksi di Tahun Baru
Ulama tafsir Prof Quraish Shihab dan Najwa Shihab. [Youtube]Quraish Shihab menilai pergantian tahun dapat dijadikan momen refleksi diri.
“Kita mau refleksi kehidupan kita di dunia dan itu juga salah satu yang dianjurkan oleh agama,” katanya.
Ia menekankan bahwa refleksi sangat penting karena kehidupan dunia sering kali membuat manusia melenceng dari nilai-nilai agama. Kesibukan dan godaan dunia dapat menjauhkan manusia dari tujuan hidup yang sebenarnya.
Menurutnya, perjalanan waktu seharusnya menyadarkan manusia tentang keterbatasan hidup. Kesadaran ini mendorong seseorang untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan.
Quraish Shihab juga mengingatkan bahwa dunia kerap membuat manusia salah paham tentang makna kehidupan. Tanpa refleksi, manusia bisa terjebak pada orientasi duniawi semata.
Karena itu, momentum Tahun Baru Masehi dapat dimanfaatkan secara positif oleh umat Islam. Bukan untuk hura-hura, melainkan sebagai waktu merenung, memperbaiki diri, dan menata kembali arah kehidupan.