Arab Saudi dan Pakistan yang Bersenjata Nuklir Tanda Tangani Pakta Pertahanan, Siap Hadapi Israel?
Nasional
 190920255.jpg)
Arab Saudi dan Pakistan yang memiliki senjata nuklir menandatangani pakta pertahanan bersama pada Rabu malam. Kerja sama itu memperkuat kemitraan keamanan yang telah berlangsung puluhan tahun, seminggu setelah serangan Israel terhadap Qatar mengguncang kalkulasi diplomatik di kawasan.
Penguatan hubungan pertahanan ini terjadi ketika negara-negara Arab Teluk semakin khawatir tentang keandalan Amerika Serikat sebagai penjamin keamanan.
Kekuatan Nuklir untuk Arab Saudi
Baca Juga: Tentara India Tembak Mati Warga Pakistan di Perbatasan
Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman dan Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif. (x)
Dikutip Reuters, seorang pejabat senior Arab Saudi mengatakan, “Ini adalah perjanjian pertahanan komprehensif yang mencakup semua sarana militer.” Jawaban itu ketika ditanyakan apakah Pakistan kini berkewajiban memberikan “payung nuklir” kepada Arab Saudi?
Pakistan adalah satu-satunya negara muslim mayoritas yang memiliki senjata nuklir, serta memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia Islam, yang kerap ditegaskan fokus untuk menghadapi musuh di perbatasannya, India.
Baca Juga: YouTuber India Jyoti Malhotra Ditangkap karena Dituduh Jadi Mata-Mata Pakistan
Pejabat Saudi tersebut mengatakan bahwa perjanjian ini merupakan hasil dari pembahasan bertahun-tahun ketika ditanya mengenai waktunya.
“Ini bukanlah respons terhadap negara atau peristiwa tertentu, melainkan pelembagaan kerja sama yang telah lama dan mendalam antara kedua negara kami,” tambahnya.
Ancaman Israel terhadap Arab Saudi
Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif saat pengawalan F-15 Arab Saudi di udara. (x pm sharif)
Upaya Israel pada 9 September untuk membunuh para pemimpin politik Hamas dengan serangan udara di Doha, ketika mereka tengah membahas usulan gencatan senjata di Gaza yang dimediasi Qatar, membuat marah negara-negara Arab.
Sebelum perang Gaza, monarki Teluk – sekutu AS – berusaha menstabilkan hubungan baik dengan Iran maupun Israel untuk mengatasi kekhawatiran keamanan yang sudah lama. Selama setahun terakhir, Qatar telah dua kali terkena serangan langsung, sekali oleh Iran dan sekali oleh Israel.
Israel secara luas diyakini memiliki persenjataan nuklir yang besar tetapi tetap menjalankan kebijakan ambiguitas nuklir, tidak mengonfirmasi atau menyangkal kepemilikan senjata tersebut.
Pakistan telah menyatakan bahwa senjata nuklirnya hanya ditujukan sebagai pencegah terhadap India, dan rudalnya dirancang dengan jangkauan untuk menyerang ke arah timur, yakni ke India.
Televisi pemerintah Pakistan menayangkan Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan, berpelukan setelah menandatangani perjanjian tersebut. Kepala Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, yang dianggap sebagai orang paling berkuasa di negara itu, juga hadir.
“Perjanjian tersebut menyatakan bahwa setiap agresi terhadap salah satu negara akan dianggap sebagai agresi terhadap keduanya,” demikian pernyataan dari kantor perdana menteri Pakistan.