AS Bentuk Dewan Pertahanan dari AI
Teknologi

FTNews - Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) membentuk Dewan Keselamatan dan Keamanan Kecerdasan Buatan atau artificial intelligence (AI). DHS memanggil 22 representasi dari berbagai sektor. Mulai dari sektor perangkat lunak dan keras, operator infrastruktur penting, pejabat publik, komunitas hak-hak sipil, dan akademisi.
Dalam daftar nama yang mereka keluarkan, terdapat nama-nama dari pemimpin perusahaan teknologi terbesar di dunia yang akan menjadi dewan pertahanan ini. Mulai dari Sam Altman dari OpenAI, Satya Nadella dari Microsoft, Sundar Pichai dari Alphabet, dan masih banyak lainnya.
Dewan ini akan menjadi penasihat mengenai pengembangan dan penerepan teknologi AI yang aman dan terjamin di infrastruktur AS. Mereka akan menjadi penasihat dari Sekretariat AS, komunitas infrastruktur penting, pemangku kepentingan sektor swasta, dan masyarakat luas di AS.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Dewan akan mengembangkan rekomendasi dalam memanfaatkan teknologi AI secara lebih bertanggung jawab untuk membantu pemangku kepentingan infrastruktur penting. Seperti penyedia layanan transportasi, operator saluran pipa dan jaringan listrik, serta penyedia layanan internet.Â
Ilustrasi hubungan AI dengan manusia. Foto: canva
Selain itu, dewan pertahanan ini juga akan mengembangkan rekomendasi untuk mencegah dan bersiap menghadapi gangguan terkait AI terhadap layanan penting. Terutama untuk yang berdampak pada keamanan nasional atau ekonomi, kesehatan masyarakat, atau keselamatan.
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
“AI adalah teknologi transformatif yang dapat memajukan kepentingan nasional kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat yang sama, hal ini menghadirkan risiko nyata. Risiko yang dapat kita mitigasi dengan menerapkan praktik terbaik dan mengambil tindakan nyata lainnya yang telah dipelajari,†kata Sekretaris Alejandro N. Mayorkas.
Pembentukan badan ini merupakan perintah langsung dari Presiden AS Joe Biden. Hal ini untuk meningkatkan keamanan, ketahanan, dan respon insiden terkait penggunaan AI di infrastruktur penting.