Atlet-atlet Judo Berprestasi akan Diproyeksikan untuk Asean Para Games 2025 Thailand
Olahraga

Perkembangan judo tunanetra di Indonesia belakangan melaju pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meski terhitung cabang yang relatif baru, Indonesia mampu mencatatkan prestasi mentereng di kancah internasional. Beberapa waktu lalu Indonesia bahkan sukses menjadi juara umum judo tunanetra di ASEAN Para Games (APG) 2023 Kamboja.
Saat itu kontingen Indonesia digdaya dengan merebut 11 medali emas dan lima perak. Kesuksesan itu tak lepas dari kehadiran Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang rutin digelar. Pada Peparnas XVII Solo 2024, bibit-bibit baru pun terus bermunculan yang potensial bersaing di level selanjutnya.
Technical Delegate Judo Tunanetra Peparnas XVII, I Made Suwadarma, mengatakan keberadaan Peparnas sangat membantu untuk menjaring atlet-atlet berpotensi ke tahap selanjutnya. Dia melihat sudah ada beberapa atlet muda potensial yang dapat digembleng untuk ajang internasional seperti APG 2025 di Thailand.
"Ajang ini (Peparnas XVII) dipantau tim pelatih Pelatnas judo tunanetra. Tentu sudah ada sejumlah nama yang masuk kantong untuk seleksi Pelatnas,” ujar Made saat ditemui di venue judo tunanetra di Swiss Bellinn Saripetojo, dikutip dari laman peparnas17.id
Dia mencontohkan atlet judo tunanetra asal Jawa Barat, Opik Jaya, yang mampu meraih emas di nomor pertandingan 60 kilogram klasifikasi J2. Klasifikasi J2 yakni untuk atlet yang dapat sedikit melihat sampai batas tertentu (low vision).
Masih berusia 20 tahun, Opik Jaya sanggup menjadi juara dalam debutnya di Peparnas. “Dan masih ada beberapa atlet lain. Atlet seperti Opik Jaya harapannya bisa menjadi penerus senior yang sudah bertarung di kancah internasional seperti Tony Ricardo dan Junaedi," ujarnya.
Atlet Non Elite Bisa Bersaing
Ajang judo tunanetra di Peparnas Solo memiliki sejumlah terobosan untuk menempa atlet-atlet baru. Made menyebut kompetisi kali ini tidak memisahkan antara atlet elite (yang sebelumnya pernah meraih emas Peparnas dan ajang internasional) dengan atlet nasional.
Dengan demikian, atlet-atlet muda ataupun debutan dapat langsung merasakan atmosfer pertandingan level tinggi. “Memang rata-rata atlet elit masih dominan. Namun ada juga beberapa atlet nasional yang mampu unggul,” tutur Made.
Disinggung persaingan kontingen di Peparnas XVII kali ini, Made melihat kejuaraan masih didominasi kontingen Jawa Barat (Jabar). Adapun tuan rumah Jawa Tengah menjadi penantang utama Jabar di cabang ini. “Sejauh ini Jabar sudah dapat enam emas, Jateng membuntuti dengan tiga emas," ucapnya.***