Bahaya Lembur Berlebihan: Dari Kesehatan Merosot hingga Karyawan Resign

Kesehatan

Rabu, 16 Juli 2025 | 00:09 WIB
Bahaya Lembur Berlebihan: Dari Kesehatan Merosot hingga Karyawan Resign
Ilustrasi karyawan kerja lembur di kantor. (Meta AI)

Lembur sering dianggap sebagai bentuk dedikasi terhadap pekerjaan, bahkan tak jarang dipuji karena dianggap produktif dan memberikan pemasukan tambahan.

rb-1

Namun, jika dilakukan terus-menerus dan melebihi batas wajar, lembur justru bisa jadi bumerang—bagi pekerja maupun perusahaan.

Berikut lima dampak serius yang bisa muncul akibat kebiasaan lembur berlebihan:

Baca Juga: Anjuran Banyak Minum dalam Sehari, Berapa Gelas dengan Takaran 2 Liter?

rb-3

1. Gangguan Kesehatan Fisik dan Mental

Ilustrasi karyawan kerja lembur di kantor. (Meta AI)

Baca Juga: 7 Kebiasaan Ini Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Secara Alami, tapi Sering Diabaikan

Terlalu sering lembur membuat karyawan sulit menjaga pola hidup sehat. Waktu untuk memasak makanan bergizi, berolahraga, atau tidur cukup jadi terbatas. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke.

Tak hanya fisik, kesehatan mental pun bisa terganggu. Studi menunjukkan bahwa lembur berkepanjangan berpotensi meningkatkan risiko depresi, penyalahgunaan zat, hingga kecenderungan bunuh diri.

2. Risiko Kecelakaan Kerja Meningkat

Ilustrasi karyawan kerja lembur di kantor. (Meta AI)

Kelelahan akibat lembur membuat konsentrasi menurun dan refleks melambat. Hal ini berdampak pada meningkatnya potensi kecelakaan kerja, terutama di sektor dengan jam kerja panjang seperti rumah sakit, pabrik, gudang, hingga kilang minyak.

Data menunjukkan, pekerja yang bekerja selama 16 jam berturut-turut memiliki risiko tiga kali lipat lebih besar mengalami kecelakaan kerja, dan 61% lebih berpeluang mengalami cedera dibandingkan mereka yang bekerja secara normal.

3. Turunnya Produktivitas

Ilustrasi karyawan kerja lembur di kantor. (Meta AI)

Meski lembur dianggap sebagai bentuk usaha tambahan, kenyataannya produktivitas malah bisa menurun. Kelelahan menurunkan daya pikir dan efektivitas kerja. Penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10% jam kerja, produktivitas justru menurun 2,4%. Apalagi jika jam kerja melebihi 50 jam per minggu, penurunan performa makin terasa, terutama di sektor kerja kerah putih.

4. Meningkatnya Tingkat Ketidakhadiran

Ilustrasi karyawan kerja lembur di kantor. (Meta AI)

Ketika tubuh tidak kuat lagi menanggung beban kerja yang berat, karyawan pun akan lebih sering mengambil cuti sakit atau izin. Akibatnya, alur kerja terganggu dan beban lembur justru dialihkan ke rekan kerja lainnya. Ini menciptakan lingkaran setan yang sulit dihindari.

5. Tingkat Turnover Semakin Tinggi

Karyawan yang lelah dan merasa keseimbangan hidup terganggu, akan cenderung mencari pekerjaan lain yang lebih ramah terhadap waktu pribadi. Hal ini berdampak pada tingginya angka keluar-masuk karyawan, yang justru memaksa perusahaan menutup kekosongan posisi dengan kembali meminta karyawan lain lembur.

Kesimpulan

Lembur bisa jadi solusi jangka pendek untuk menyelesaikan tugas mendesak, tapi bila dibiarkan berlarut, justru bisa memunculkan banyak masalah baru. Baik perusahaan maupun karyawan harus bijak dalam mengelola beban kerja agar tetap sehat, produktif, dan tidak kehilangan talenta terbaik.

Jika Anda merasa lembur Anda tidak dibayar secara adil, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan pihak terkait demi hak Anda.

Sumber: job-law.com

Tag lembur kesehatan

Terkini