Bali Alami “Overtourism”, Apa Maksudnya?

FTNews – Bali memang menjadi tujuan turis mancanegara. Sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan sebuah daerah. Akan tetapi, banyak juga hal buruk yang dapat terjadi.

Melansir berbagai sumber, Bali masuk ke dalam kategori “Destinasi Wisata Terburuk”. Overtourism menjadi penyebab pengalaman pariwisata di Bali “tidak menyenangkan”, terutama menimbulkan turis yang problematik. Bahkan, Gubernur Bali, Wayan Koster, sampai membuat kebijakan untuk menaruh peraturan di paspor para turis.

Bali menemukan popularitasnya setelah sebuah film garapan Elizabeth Gilbert, Eat Pray Love, menjadi sebuah blockbuster. Banyak backpacker dan beachgoer datang ke Bali untuk menikmati indahnya alam di sana. Selain itu, banyak turis melakukan wisata spiritual di Bali.

Per 14 Februari 2024, para wisatawan internasional wajib membayar pajak sebesar Rp150.000 atau $10 saat masuk ke Bali. Wisatawan harus membayar pajak lagi jika keluar dan kembali masuk ke Bali.

Apa Itu Overtourism?

Overtourism adalah sebuah keadaan di mana terlalu banyak pengunjung di dalam suatu destinasi atau wilayah. “Terlalu banyak” memang sangat subjektif, tetapi para penduduk lokal, pemilik bisnis, dan turis dapat menilai hal itu.

Memang, tingginya angka pariwisata di sebuah wilayah adalah sebuah kabar baik. Akan tetapi, pertumbuhan yang tidak teratur akan menciptakan permasalahan lebih banyak dibandingkan dengan keuntungannya.

Overtourism dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup di sebuah daerah, terutama untuk masyarakat lokal. Dengan adanya overtourism, dapat meningkatkan biaya hidup dan pengalihan sumber daya ke sektor pariwisata. Selain itu, polusi dapat meningkat seiring bertambahnya wisatawan yang berdatangan ke daerah tersebut.

Artikel Terkait