Banjir Bali Bikin Nana Mirdad Berduka, Jasad Anjing Kesayangannya Lenyap
Banjir besar melanda Kota Denpasar, Bali, pada Rabu, 10 September 2025, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa malam.
Banjir terjadi merata di 62 titik wilayah dengan ketinggian udara mencapai 1,5 sampai 2 meter di beberapa lokasi.
Bencana ini turut menyita perhatian publik, salah satunya artis Nana Mirdad yang tinggal di Bali bersama sang suami, Andrew White.
Baca Juga: Rumah Nana Mirdad Aman dari Banjir Bali, Makam Anjing Kesayangan Hanyut
Nana Mirdad Ungkap Kondisi Rumahnya
Melalui unggahan di Instagram story-nya @nanamirdad_, Nana mengungkapkan kondisi rumahnya yang ikut terdampak derasnya arus sungai.
Baca Juga: Bali Diterjang Banjir, Jennifer Coppen Ungkap Kondisi Keluarganya
Banyak sahabat menanyakan kabarnya, ia menegaskan rumahnya tidak terendam banjir. Namun arus deras menyebabkan salah satu tembok rumahnya jebol.
“Sedih banget denger kondisi Bali yang lumpuh karena banjir di mana-mana. Temen-temen juga subuh-subuh udah pada chat, tanya keadaan rumah karena rumahku di pinggir sungai,” tulisnya.
“Rumah aku nggak apa-apa. Air sungai naik tapi nggak sampai ke rumahku. Cuma memang tembok aku ada yang jebol karena air sungainya,” lanjutnya.
Sedih Kuburan Hewan Peliharaan Lenyap
Nana Mirdad Ungkap Kondisi Rmahnya yang Dilanda Banjir (instagram)
Hal yang membuatnya semakin sedih, area tembok yang jebol tersebut merupakan lokasi tempat ia menguburkan hewan peliharaannya, Kodi.
“Dan aku juga sedih banget sampai sempet mewek tadi pagi karena salah satu tembok yang jebol adalah tempat di mana kita kubur Kodi,” ungkap Nana.
Nana pun mengimbau seluruh masyarakat Bali untuk tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi.
“Semoga hari ini nggak akan pernah terjadi lagi. Stay safe semuanya," kata Nana.
Selain berbagi kondisi rumahnya, Nana juga menyampaikan keresahan terkait kesiapan Bali menghadapi musim hujan.
Ia menyoroti kondisi Bali yang semakin rentan banjir dalam dua tahun terakhir. Menurutnya, hal ini bisa jadi terkait pengelolaan sampah, pembangunan berlebihan, hingga infrastruktur yang kurang memadai.
"Mari sama-sama mencari solusi untuk Bali kita tercinta. Ini sudah darurat banget, kita harus bisa siap menghadapi puncak musim hujan nanti,” tutupnya.