Bank Indonesia Beberkan AI Bantu Pekerjaan Bank Sentral
Teknologi

FTNews - Pengunaan artificial intelligence (AI) kini tenar dalam kehidupan manusia. Tidak hanya sebagai rekreasi belaka, namun AI dapat juga mengerjakan pekerjaan manusia.
Di beberapa negara, sudah banyak perusahaan yang menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas. Satu per satu perusahaan mulai menerima bahwa AI sangat membantu untuk mengerjakan pekerjaan mereka.
Negara tetangga, Singapura, bahkan sudah menyadari bahwa mereka tidak dapat menghindari invasi AI ke dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pada 26-28 Februari 2024, para anggota parlemen Singapura membahas sikap mereka terhadap hal ini.
Baca Juga: Tak Ingin "Dibully" Elon Musk, OpenAI Beberkan Hal Ini
Mereka mengatakan bahwa cepat atau lambat, AI akan merambat ke dalam dunia pekerjaan. Namun, manusia harus memiliki sikap agar tidak kehilangan pekerjaannya dengan salah satu caranya membuka lapangan pekerjaan baru yang tidak dapat menggunakan AI.
Ilustrasi AI. Foto: canva
Pekerjaan Bank Sentral
Baca Juga: Potensi Besar, Sandiaga Uno Berharap Indonesia Lahirkan Pembuat Gim Hebat
Dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024, Bank Indonesia (BI) juga menyebut AI telah membantu pekerjaan bank sentral. Teknologi ini mempermudah dari pengembangan teknologi, hingga manajemen risiko.
“Begitu disupervisi, AI sangat membantu,†ungkap Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, dalam acara tersebut.
“Kita menyentuh teknologi proactive risk management. Gak mungkin kita awasi pakai manual reporting. Semua harus dicapture dengan konfigurasi teknologi dan yang sangat membantu adalah AI,†jelasnya.
Bahkan, BI juga memanfaatkan teknologi ini untuk mengambil keputusan. Dicky mengatakan AI akan mengeluarkan potongan analisis yang nantinya menjadi masukan saat siaran pers.
Begitu juga dengan Gubernur BI, Perry Warjiyo, juga mengatakan bahwa BI sudah menggunakan teknologi AI. Ia menyebutkan bahwa AI dapat mendukung pusat data transaksi pembayaran BI.
“Pengembangan pusat data transaksi pembayaran untuk inovasi dengan AI juga mendukung kebijakan BI, pemerintah, maupun KSSK,†jelas Perry.