Baznas Perluas Zakat ke Dunia Digital, Influencer Masuk Bidikan
Menjangkau “laba” digital, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mulai memperluas cakupan penghimpunan zakat dengan menyasar ceruk ekonomi baru yang tengah tumbuh pesat, yakni ekonomi digital.
Para pembuat konten, seperti YouTuber, influencer, hingga kreator TikTok, kini dibidik sebagai basis muzaki baru guna mengoptimalkan potensi filantropi Islam di Indonesia.
Langkah strategis ini salah satunya diinisiasi oleh Baznas Provinsi Banten. Ketua Baznas Provinsi Banten, Wawan Wahyudin, menegaskan bahwa pelaku ekonomi digital yang memperoleh penghasilan signifikan dari monetisasi iklan, sponsor, maupun dukungan berbayar memiliki kewajiban zakat profesi.
Baca Juga: Sosok Sarah Kim, Influencer Keturunan Korea yang Viral Usai Bagikan Kisah Punya Suami Tak Bermodal
“YouTuber dan influencer tidak boleh luput dari kewajiban zakat karena penghasilan mereka termasuk sumber ekonomi baru yang berpotensi besar,” ujar Wawan di Serang.
Relevansi Zakat di Era Ekonomi Digital
Baca Juga: Influencer Kripto Tewas di Lamborghini, Apa Sebabnya?
Inisiatif Baznas ini dinilai relevan dengan perkembangan ekonomi digital Indonesia yang terus meningkat. Pertumbuhan sektor ini telah melahirkan kelompok masyarakat dengan penghasilan besar yang tidak lagi bergantung pada sektor formal konvensional.
Banyak kreator digital menjadikan platform media sosial sebagai sumber pendapatan utama dengan penghasilan yang kerap melampaui nishab atau batas minimal wajib zakat.
Untuk menjangkau kelompok tersebut, Baznas tidak hanya berperan sebagai lembaga penghimpun dana, tetapi juga melakukan pendekatan edukatif dan persuasif.
Di sejumlah daerah, termasuk Jakarta dan Banten, Baznas menjalin kolaborasi dengan tokoh publik serta influencer untuk menyampaikan edukasi zakat melalui format yang dekat dengan generasi muda, seperti talk show dan podcast.
Pendekatan ini diharapkan mampu mengikis kesenjangan informasi, terutama bagi generasi digital yang kurang terpapar kampanye zakat konvensional. Dengan melibatkan figur publik, pesan zakat dapat lebih mudah diterima sebagai bagian dari gaya hidup modern.
Ekonomi Digital Melesat Baznas Bidik Zakat Youtuber Dan Influencer
Strategi Digital dan Tantangan Autentisitas
Dalam penguatan strategi penghimpunan zakat, Baznas mengembangkan berbagai pendekatan digital. Mulai dari kolaborasi dengan key opinion leader, pemanfaatan kanal media sosial seperti YouTube, Instagram, dan siaran langsung TikTok, hingga integrasi sistem pembayaran digital melalui dompet elektronik dan QRIS untuk memudahkan muzaki.
Meski demikian, optimalisasi zakat dari sektor ekonomi digital tetap menghadapi tantangan. Salah satunya adalah metode penghitungan zakat yang sesuai prinsip syariah namun tetap mudah dipahami oleh para kreator konten.
Selain itu, Baznas juga perlu menjaga agar pesan zakat tetap terasa autentik dan tidak sekadar menjadi bagian dari strategi pemasaran konten.
Di sisi lain, potensi penyebaran pesan zakat melalui media sosial sangat besar. Seorang kreator yang menjadi teladan dalam menunaikan zakat dapat memberikan efek berantai bagi jutaan pengikutnya.
Digitalisasi zakat tidak hanya mengubah cara pembayaran, tetapi juga membentuk cara pandang baru bahwa zakat merupakan bagian dari ekosistem ekonomi modern.
Dengan strategi digital yang tepat dan kemudahan akses pembayaran, Baznas berharap penghimpunan zakat dapat menjangkau seluruh penghasilan, termasuk yang berasal dari kreativitas di ruang digital.