FTNews, Jakarta- Baru-baru ini netizen Indonesia tengah heboh dengan gerakan bela Palestina di media sosial yang viral dengan tagar #JulidFiSabilillah.
Trend ini ramai di sejumlah media sosial seperti X, Instagram, dan TikTok. Dengan nama kesatuan Brigade Hassan bin Tsabit, trend ini sukses menarik perhatian ratusan ribu warganet untuk bergabung.
Soal kekuatan, rasanya bukan rahasia lagi jika netizen Indonesia memang kompak dan julid. Mereka terkenal jago untuk melemparkan komentar pedas terhadap akun tertentu. Mungkin ungkapan “tak harus seagama dan senegara untuk membela Palestina, tapi cukup jadilah manusia” sangat mewakili aksi pembelaan netizen Indonesia ini.
Meski terdengar aneh dan tak sedikit orang yang mengernyitkan kening, namun nyatanya gempuran jempol julid warga plus enam dua mampu membuat sejumlah akun pasukan Israel ketar-ketir hingga menghilang.
Apa sih Julid Fi Sabilillah ini?
Julid Fi Sabilillah sendiri adalah plesetan dari kalimat Jihad Fi Sabilillah yang artinya berjuang dalam jalan Allah SWT. Kalimat ini juga memiliki arti yang luas, yakni memberikan dukungan untuk perjuangan rakyat Palestina lewat kata-kata.
Menurut Erlangga Greschinov, sosok yang menjadi Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel, lewat akun X pribadinya @Greschinov, menulis bahwa gerakan ini berfokus untuk memerangi propaganda Zionis di media sosial.
“Demi tercapainya tujuan dalam operasi melawan Israel di jagat maya, berikut beberapa hal penting yang perlu diingat bagi para seluruh pejuang #JulidFiSabilillah. Semoga dapat menjadi pegangan dalam perjuangan kita. Indonesia, Malaysia, Palestina. Bersatu!,” tulis Greschinov.
Greschinov juga menambahkan, operasi Julid fi Sabilillah ini bertujuan untuk melemahkan moril Israel, memerangi propaganda Zionis, dan memperkuat narasi pro-Palestina di jagat maya.
Target utama aksi ini adalah para tentara dan aparat kepolisian Israel, warga atau badan yang membuat narasi anti-Palestina, dan menyebarluaskan gerakan ini seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia agar turut serta.
Tindakan yang dilakukan yaitu memberikan counter-narratives dengan 2 cara: persuasif (komentar pro-Palestina, informasi fakta tentang Palestina) dan juga secara trolling (perisakan, hujatan, retasan, report massal pada akun-akun Zionis).
Tidak membawa narasi antisemit (Holocaust, NAZI, Hitler, dan semacamnya) dalam perjuangan ini. Sebab yang kita lakukan adalah melawan Zionisme dan kekejaman Israel, bukan bangsa atau ras Yahudi.
Mendorong dan merangkul seluruh elemen masyarakat, terlepas apa pun agama, suku, dan pandangan politiknya, untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina sebagai amanat pendiri bangsa.
Saling mengingatkan dan memberikan informasi terkini mengenai perkembangan perang dan kabar saudara-saudara kita di Palestina
Aksi Positif
Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana menilai, aksi Julid Fi Sabilillah adalah trend media sosial yang positif.
“Menurut saya bagus ya, dalam rangka membela rakyat Palestina (bukan Hamas) yg diserang oleh Israel tanpa ampun,”ujarnya kepada FTNews, Senin (27/11).
Aksi ini, lanjutnya, sekaligus untuk memperlihatkan kepada rakyat Israel adanya dukungan luar biasa untuk Palestina atas serangan brutal Israel.
“Banjirnya pembelaan ini untuk memperlihatkan kepada rakyat Israel dan AS atas kekejaman serangan selama ini. Sekaligus dukungan untuk rakyat Palestina”tandasnya.
Ia pun menyebut aksi ini baiknya berlanjut. Karena lagi-lagi ini mengenai  aksi kemanusiaan. Yang dalam hal ini netizen Indo suarakan adalah nasib rakyat Palestina.
