Beli 16 Sapi tapi Gak Bayar Lunas, Siapa Sebenarnya Kades Edo?
Seorang penjual sapi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi viral di media sosial setelah video dirinya menangis tersebar luas. Dalam video tersebut, pria yang identitasnya belum diketahui itu mengungkapkan kekecewaannya karena sapi dagangannya belum dilunasi oleh seorang pembeli.
Pria tersebut mengaku bahwa pembeli yang dimaksud adalah Kepala Desa (Kades) Mander, bernama Seran Edo Saefudin. Ia menyebutkan bahwa Edo telah membeli 16 ekor sapi darinya. Saat transaksi, Edo hanya memberikan uang muka sebesar Rp20 juta. Jumlah tersebut jelas belum cukup untuk menutupi nilai keseluruhan pembelian.
Baca Juga: Kades Ini Beli 16 Sapi tapi Tak Lunas, Pedagangnya Menangis dan Tak Berani Pulang
Menurut penuturan penjual, total hutang yang masih harus dibayarkan oleh Edo mencapai sekitar Rp250 juta. Kades tersebut sempat berjanji akan melunasi sisa pembayaran itu pada akhir Agustus 2024. Namun, hingga saat video itu beredar, pembayaran tersebut belum juga terealisasi.
Janji Pelunasan dan Alasan Penundaan
Surat pernyataan (Instagram)
Sebagai bentuk jaminan, Edo memberikan sertifikat tanah berupa Akta Jual Beli (AJB) dan bangunan seluas 950 meter persegi kepada penjual. Meski begitu, sang penjual tetap merasa tidak tenang karena hingga kini belum ada kejelasan pelunasan.
Ketika dikonfirmasi oleh media, Seran Edo Saefudin mengakui bahwa dirinya memang belum melunasi pembayaran pembelian sapi tersebut. Ia juga membenarkan bahwa dirinya memberikan jaminan berupa surat tanah.
Edo menyampaikan bahwa keterlambatan pembayaran itu terjadi karena dirinya menjadi korban penipuan oleh rekan kerjanya. Ia mengklaim bahwa dana yang semula direncanakan untuk melunasi pembelian sapi tersebut telah dibawa kabur oleh rekannya, sehingga menyebabkan keterlambatan yang tidak ia rencanakan.
Ilustrasi Sapi (Pixabay)
Meski Edo telah memberikan penjelasan, publik tetap mempertanyakan tanggung jawab moral dan hukum seorang kepala desa dalam menyelesaikan kewajiban finansial, apalagi ketika menyangkut rakyat kecil seperti penjual ternak.
Kisah ini menjadi sorotan dan menuai simpati banyak warganet. Banyak dari mereka berharap agar kasus ini bisa segera diselesaikan secara adil dan tuntas tanpa merugikan pihak yang lemah.