Biodata dan Agama Rais Yatim, Eks Menteri Malaysia yang Tegur Keras Mendagri Tito Karnavian untuk Belajar Adab Sebelum Bicara

Sosok Tan Sri Rais Yatim, tokoh nasional Malaysia, kekinian tengah menyita perhatian publik di Indonesia.

Ini setelah videonya menegur keras Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian beredar di media sosial dan viral.

Kritik tersebut terkait pernyataan Tito yang terkesan mengecilkan bantuan asing untuk korban bencana di Sumatera. Tak terkecuali bantuan dari Malaysia.

Baca Juga: Eks Menteri Malaysia Tegur Tito Karnavian: Belajar Adab Dulu Sebelum Bicara

Rais Yatim menyesalkan pernyataan Tito yang membandingkan nilai bantuan dari Malaysia dengan bantuan pemerintah Indonesia untuk korban bencana di Sumatera.

Ia menegaskan bahwa sumbangan 60 ribu dolar AS dari Malaysia untuk meringankan beban bagi korban bencana sepatutnya disyukuri bukan dipandang remeh.

"Sumbangan USD60 ribu bagi meringankan beban diiumumkan sebagai perkara kecil. Ini bukan berbunyi bahasa sebenarnya. Jangankan USD60 ribu, 60 Ringgit pun disumbang seseorang harus berterima kasih," kata Rais Yatim, dikutip dari video yang beredar di media sosial, Jumat (19/12/2025).

Baca Juga: Penjelasan Mendagri Soal Bantuan 30 Ton Beras Dikembalikan Pemko Medan, Ternyata...

Karena itu Rais Yatim menyarankan kepada Tito Karnavian untuk kembali bersekolah dahulu terutama terkait dengan perkataan, bahasa, dan komunikasi yang baik.

Klarifikasi Tito

Mendagri Tito Karnavian. [Dok. Kemendagri]Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian dalam klarifikasinya menegaskan bahwa tidak pernah berniat mengecilkan bantuan dan dukungan warga maupun pemerintah Malaysia untuk korban bencana di Aceh.

"Pernyataan saya kemarin mungkin disalahpahami. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengecilkan bantuan, dukungan dari warga Malaysia kepada Aceh, tidak, sama sekali tidak bermaksud itu," katanya.

"Saya sama sekali tidak bermaksud mengecilkan bantuan dan dukungan dari saudara-saudara kita di Malaysia. Kalau ada yang salah paham, saya minta maaf," lanjut Tito di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12).