Biografi dan Agama Megawati Budiono, Istri Bos Sritex yang Diperiksa Kejagung
Ekonomi Bisnis

Nama Megawati Budiono belakangan menjadi perhatian publik setelah dipanggil Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam dugaan kasus korupsi PT Sri Rejeki Isman atau Sritex. Ia dimintai keterangan terkait dugaan keterlibatan korupsi pemberian fasilitas kredit perbankan kepada Sritex beserta sejumlah entitas anak usahanya.
Megawati merupakan istri dari Iwan Setiawan Lukminto. Suaminya tersebut merupakan Komisaris Utama Sritex yang juga putra pendiri perusahaan tersebut.
Sementara Megawati menjabat sebagai Direktur Utama di PT Griya Asri Sejahtera, sebuah anak perusahaan Sritex. Iwan Setiawan Lukminto telah ditangkap pada 20 Mei 2025 dalam kasus tersebut.
Baca Juga: Profil Sritex, Perusahaan Tekstil Legendaris Terjerat Korupsi yang Seret Nama Megawati
Profil Megawati Budiono
Megawati Budiono (tengah kemeja biru) dalam sebuah acara. (Instagram @ sritexindonesia)Megawati Budiono atau disebut juga Megawati Lukminto lahir di di Surabaya, Jawa Timur, 4 Mei 1976. Ia dikenal sebagai pengusaha Indonesia dan bagian dari keluarga konglomerat HM Lukminto.
Ia merupakan lulusan jurusan Perdagangan dari Deakin University, Melbourne, Australia, yang lulus 1997. Latar belakang pendidikannya dan sebagai menantu Lukminto membuat ia menjabat beberapa jabatan penting di grup Sritex.
Ia pertama bergabung dengan Sritex sebagai Asisten Direktur Pemasaran pada 2001. Kemudian menjabat sebagai Head of Treasury di Sritex (Sri Rejeki Isman Tbk) 2011–2014 dan selanjutnya Komisaris Sritex.
Sebelum ke Sritek, Megawati Budiono bekerja di Packing House Pty Ltd (Melbourne) sebagai Asisten Direktur Keuangan (1997–1998). Juga sebagai Senior Advisor di Lippo Bank Surabaya (1999–2000).
Tidak diketahui secara pasti agama yang dianut Megawati Budiono. Namun diketahui, sang mertua Lukminto merupakan sorang muslim.
Profil Sritex
Sritex. (Wikipedia/Almuharam)
Perusahaan tekstil Sritex sejatinya sudah resmi ditutup pada bulan Maret 2025 karena mengalami kebangkrutan. Tutupnya Sritex sangat menghebohkan Indonesia karena perusahaan ini dinilai cukup besar dan berperan besar terkait perkembangan tekstil tanah air.
Perusahaan Sritex didirikan oleh pengusaha Indonesia-Tionghoa Lukminto pada tahun 1966 sebagai perusahaan perdagangan di Pasar Klewer, Solo dengan nama pertamanya UD Sri Redjeki.
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau biasa dikenal sebagai Sritex berkantor pusat di Sukoharjo, Jawa Tengah dan memiliki kantor perwakilan di Jakarta. Sritex dulu memusatkan sebagian besar operasinya di lahan seluas 79 hektare di Sukoharjo.
Pada tahun 1978, nama dan badan hukum dari perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 1982, perusahaan ini mendirikan pabrik penenunan pertamanya.
Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang Pada bulan Oktober 2024. Lalu perusahaan legendari di bidang tekstil ini resmi ditutup dan menjadi wewenang kurator pada Maret 2025.