BYD Atto 1 Hadir di Indonesia, Ancaman Serius LCGC dan Mobil Bekas
Kehadiran mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) asal China, BYD Atto 1, langsung menyita perhatian pasar otomotif Tanah Air.
Mobil ini resmi debut di ajang GIIAS 2025 pada Juli 2025 lalu. BYD Atto 1 hadir dalam dua varian, yakni Dynamic dan Premium.
Untuk pasar Jakarta, varian Dynamic dibanderol dengan harga on the road (OTR) Rp195 juta, sementara varian Premium dilepas Rp235 juta OTR Jakarta.
Baca Juga: Dominasi Innova Runtuh! BYD Atto 1 Naik Takhta sebagai Mobil Terlaris
Banderol tersebut dinilai cukup agresif untuk sebuah mobil listrik, terutama di segmen entry-level.
Tak heran jika kemunculan Atto 1 langsung dikaitkan dengan potensi ancaman bagi pasar mobil ramah lingkungan harga terjangkau atau low cost green car (LCGC).
Baca Juga: Begini Skema Cicilan dan Harga Terbaru BYD Atto 1
Sebagai catatan, program LCGC diluncurkan pemerintah sejak 2013 dengan harga awal di bawah Rp100 juta, bahkan sempat menyentuh Rp76 juta.
Ancaman Serius bagi LCGC di Kota Besar
Kehadiran BYD Atto 1 disebut berpotensi mengganggu pasar LCGC, terutama di wilayah Jabodetabek dan kota-kota besar. [byd.com]
Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai BYD Atto 1 memang berpotensi menggerus pasar LCGC, meski dampaknya tidak akan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Yannes, harga Atto 1 yang berada di bawah Rp200 juta bisa mengguncang segmen mobil murah, khususnya LCGC.
Ditambah lagi, mobil listrik ini menawarkan desain modern, fitur menarik, teknologi listrik, jarak tempuh yang cukup, bebas ganjil-genap di Jakarta, serta biaya operasional yang lebih rendah.
“LCGC seperti Ayla, Calya, dan Brio kemungkinan akan terganggu, terutama di kota-kota besar seperti Jabodetabek dan wilayah tier-1 lainnya. EV ini menawarkan harga setara LCGC, namun dengan efisiensi energi dan insentif pajak,” ujar Yannes.
Faktor-faktor tersebut membuat Atto 1 dinilai sangat menarik bagi pembeli mobil pertama dari kalangan generasi muda yang tinggal di kawasan perkotaan.
LCGC Masih Bertahan, Pasar Terbagi
Varian BYD Atto 1 Dynamic dibanderol Rp195 juta OTR Jakarta, menawarkan harga kompetitif di segmen mobil ramah lingkungan. [byd.com]
Meski begitu, Yannes menegaskan mobil LCGC bermesin bensin (ICE) belum akan sepenuhnya tersingkir.
Di wilayah kota tier-2 dan kota kecil, LCGC konvensional masih menjadi pilihan utama, terutama karena keterbatasan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Ia memprediksi pasar akan terbagi, di mana mobil listrik berbasis baterai akan mendominasi kawasan urban, sementara LCGC bertahan di daerah pinggiran kota dan wilayah dengan infrastruktur EV yang belum merata.
Namun, jika Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) semakin banyak tersedia, LCGC dan mobil ICE harus siap menghadapi persaingan dari BEV yang semakin terjangkau.
Meski demikian, masih ada sejumlah kendala, seperti kekhawatiran konsumen kelas menengah terhadap nilai jual kembali mobil listrik yang dinilai belum stabil.
Secara keseluruhan, BYD Atto 1 berpotensi menjadi tantangan baru bagi pasar LCGC, khususnya bagi konsumen yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau.
Namun, untuk benar-benar menggantikan dominasi LCGC, mobil listrik masih perlu didukung oleh infrastruktur memadai, harga yang semakin kompetitif, serta edukasi konsumen terkait manfaat jangka panjang kendaraan listrik.