REJANG LEBONG – Salah satu calon wakil bupati Rejang Lebong, Juhendra Siregar, dinilai tidak punya etika dan biadab. Sebab, ia mendompleng program kerja DPP GEMPITA (Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air), terkait uji coba makan bergizi di Rejang Lebong, Bengkulu.
“Ketika ada kunjungan peninjauan dari Waketum Gerindra, ia dan rombongan ikut mendompleng. Lalu timnya membuat konten medsos, memviralkan, dan membuat kesan bahwa program itu terjadi berkat jasa Cawabup Juhendra. Sungguh tidak punya etika. Tidak punya malu dan biadab,” ujar Ketua Umum DPP GEMPITA, Alfonso FP, penggagas uji coba makan bergizi di Rejang Lebong itu.
[caption id="attachment_200562" align="alignnone" width="2560"] Cawabup Juhendra Siregar diduga dompleng program makan bergizi Gempita. [Dok. Gempita]Ditambahkan, sejak awal sudah banyak pihak yang mendompleng kegiatan tersebut. Ada yang dengan motif cari panggung. Cari popularitas. Atau membuat kesan sebagai pihak yang paling berjasa. Karena itulah, untuk mengantisipasi, sejak awal DPP GEMPITA melarang siapa pun berkunjung ke dapur umum tanpa izin pusat.
“Kali ini kami benar-benar kecolongan. Kunjungan Waketum Gerindra telah dimanfaatkan secara biadab dan tanpa etika oleh oknum-oknum Gerindra Cabang Rejang Lebong. Apalagi untuk tujuan kampanye. Sungguh kotor cara berpolitiknya,” ujar Alfonso.
[caption id="attachment_164025" align="alignnone" width="1200"] Ketum Gempita, Alfonso, FP, saat menghadiri acara TKN Fanta, di Posbloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. (foto: dok. FTNews)
Ketua Umum GEMPITA yang juga pemilik jaringan media online nasional itu menegaskan, akan melawan setiap langkah dan perbuatan biadab, tak beretika, dan semena-mena atas program uji coba makan bergizi. Bila perlu ke jalur hukum.
“Kami sudah persuasi ke para pihak agar menghentikan cara-cara kampanye kotor seperti itu, tapi sampai hari ini masih ada. Jadi, tidak ada cara lain kecuali kami lawan. Rakyat Indonesia harus tahu, khususnya rakyat Rejang Lebong harus tahu perilaku salah satu calon wakil bupatinya yang biadab dan tak beretika dalam kampanye,” tegas Alfonso.
“Ketika ada kunjungan peninjauan dari Waketum Gerindra, ia dan rombongan ikut mendompleng. Lalu timnya membuat konten medsos, memviralkan, dan membuat kesan bahwa program itu terjadi berkat jasa Cawabup Juhendra. Sungguh tidak punya etika. Tidak punya malu dan biadab,” ujar Ketua Umum DPP GEMPITA, Alfonso FP, penggagas uji coba makan bergizi di Rejang Lebong itu.
[caption id="attachment_200562" align="alignnone" width="2560"] Cawabup Juhendra Siregar diduga dompleng program makan bergizi Gempita. [Dok. Gempita]Ditambahkan, sejak awal sudah banyak pihak yang mendompleng kegiatan tersebut. Ada yang dengan motif cari panggung. Cari popularitas. Atau membuat kesan sebagai pihak yang paling berjasa. Karena itulah, untuk mengantisipasi, sejak awal DPP GEMPITA melarang siapa pun berkunjung ke dapur umum tanpa izin pusat.
“Kali ini kami benar-benar kecolongan. Kunjungan Waketum Gerindra telah dimanfaatkan secara biadab dan tanpa etika oleh oknum-oknum Gerindra Cabang Rejang Lebong. Apalagi untuk tujuan kampanye. Sungguh kotor cara berpolitiknya,” ujar Alfonso.
[caption id="attachment_164025" align="alignnone" width="1200"] Ketum Gempita, Alfonso, FP, saat menghadiri acara TKN Fanta, di Posbloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. (foto: dok. FTNews)
Ketua Umum GEMPITA yang juga pemilik jaringan media online nasional itu menegaskan, akan melawan setiap langkah dan perbuatan biadab, tak beretika, dan semena-mena atas program uji coba makan bergizi. Bila perlu ke jalur hukum.
“Kami sudah persuasi ke para pihak agar menghentikan cara-cara kampanye kotor seperti itu, tapi sampai hari ini masih ada. Jadi, tidak ada cara lain kecuali kami lawan. Rakyat Indonesia harus tahu, khususnya rakyat Rejang Lebong harus tahu perilaku salah satu calon wakil bupatinya yang biadab dan tak beretika dalam kampanye,” tegas Alfonso.