Cerita Boikot Goyang Ngebor Inul Daratista dan Pembelaan Gus Dur
Lifestyle

Sebelum seperti sekarang, penyanyi dan pebisnis Inul Daratista sempat melewati pasang surut dalam dunia hiburan tanah air.
Berasal dari daerah, Inul sempat melambung namanya lewat suara emas dan goyang ngebor yang jadi ciri khas sekitar tahun 2000-an.
Berawal dari panggung ke panggung, kampung ke kampung, Inul kemudian masuk dunia dangdut nasional. Namun langkahnya gak mudah.
Baca Juga: Jadi Penyebab Adam Suseno Masuk RS, Irfan Hakim Dapat Ini dari Inul Daratista
Tahun 2003, saat itu seruan boikot terhadap Inul sangat kencang gara-gara goyang ngebor yang dinilai terlalui erotis, vulgar, dan merusak generasi muda.
Inul Daratista termasuk pionir yang membuat pedangdut lain menampilkan goyangan khas. Gerakan goyang ngebor yaitu pinggul meniru putaran bor dari atas hingga bawah.
Salah satu yang menyerukan boikot raja dangdut Rhoma Irama. Dia bahkan menyerukan kepada stasiun televisi untuk memboikot Inul saat itu.
Baca Juga: Syukuran Adam Suseno Sembuh, Inul Daratista Bagi-Bagi Uang Puluhan Juta
Di sisi lain, seorang tokoh Gus Dur justru melakukan pembelaan terhadap Inul Daratista. Salah satunya melalui sebuah esai berjudul Inul, Rhoma, dan Saya di Harian Duta Masyarakat 2003.
Gus Dur menghargai pendapat Rhoma Irama sesuai tuntunan Islam. Tapi, kebebasan berekpresi tetap dijamin oleh Undang-Undang Dasar.
Gus Dur memandang tidak ada yang bisa melarang goyang ngebor Inul Daratista, termasuk Rhoma Irama.
Dalam beberapa kesempatan, Gus Dur juga menyampaikan pembelaanya terhadap Inul.
"Inul itu tidak melanggar Undang-Undang Dasar, maupun undang-undang apa pun, karena itu kita tidak bisa melarang."
"Yang melanggar undang-undang justru gak diapa-apakan, berarti hukum tidak berjalan," kata Gus Dur.
Bahkan terhadap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyoroti goyang ngebor Inul, Gus Dur menyebutnya sebagai "majelis urusan Inul". Tampaknya, pembelaan Gus Dur terhadap Inul tidak sia-sia, hingga kini Inul masih bertahan di dunia hiburan tanah air.