Cerita Haru Remaja Keturunan Palestina-AS yang Dipenjara dan Disiksa Israel, Kini Dibebaskan
Kekejaman tentara Israel seperti ‘tidak ada obatnya’. Bisa menuduh pihak lain sadis padahal mereka mampu melakukan lebih dari itu. Bahkan sanggup membantai orang yang tak berdosa, termasuk anak-anak.
Baru-baru ini Israel membebaskan satu tawanan, usianya masih 16 tahun. Saat dia ditangkap usianya 15 tahun. Namanya, Mohammed Ibrahim. Dia berkewarganegaraan ganda Palestina-Amerika. Tapi meski begitu, tentara Israel tidak perduli. Tetap saja bocah ini di penjara.
Tuduhannya? Melempar batu ke pemukiman Israel.
Gara-gara melempar batu itu, Ibrahim harus menjalani siksaan di penjara Israel selama lebih sembilan bulan. Fisik bocah ini tidak tahan, kesehatannya menurun. Ia juga terkena infeksi kulit.
Untungnya, dorongan membebaskan Ibrahim di luar sana tidak surut. Bukan hanya datang dari keluarganya, tapi juga aktivis HAM bahkan dari kalangan di Amerika Serikat.
Mohammed Ibrahim, 16 tahun [Sumber Foto: X/ dok Keluarga]Bahkan anggota parlemen AS terus membela dan memperjuangkannya melalui, salah satunya, jalur politik. Mereka terus menekan Presiden Donald Trump untuk memperjuangkan pembebasannya.
Di Penjara Ibarahim Disiksa hingga Kesehatannya Menurun
Dilansir Al Jazeera, para advokat mengatakan kesehatan remaja berusia 16 tahun itu menurun sejak penangkapannya pada bulan Februari karena diduga melempar batu. Pembebasan Mohammed Ibarahim dilakukan pada hari Kamis (27/11/2025). Itu pun terjadi karena kampanye tekanan selama berbulan-bulan dari anggota parlemen Amerika Serikat dan kelompok-kelompok hak-hak sipil.
Mohammed Ibrahim (16) bersama ayahnya setelah dibebaskan Israel [Foto: X/@Mosab Abu Toha]Remaja dari Florida itu, berusia 15 tahun pada bulan Februari ketika ia ditangkap dan dibawa dari rumah keluarganya di kota Al-Mazraa a-Sharqiya, dekat Ramallah.
“Tak terlukiskan kata-kata yang dapat menggambarkan kelegaan luar biasa yang kami rasakan sebagai keluarga saat ini, karena Mohammed berada dalam pelukan orang tuanya,” ujar paman Mohammed, Zeyad Kadur, dalam sebuah pernyataan.
“Kami tak percaya Mohammed bebas sampai orang tuanya memeluknya dan merasa aman.”
Disiksa di Penjara dan Dilarang Menghubungi Keluarga
Mohammed ditangkap atas tuduhan melempar batu ke arah pemukim Israel, tapi ia membantahnya. Ayahnya, Zaher Ibrahim, dan kerabat lainnya mengatakan kepada Al Jazeera awal tahun ini bahwa Mohammed ditutup matanya dan dipukuli saat penggerebekan di rumah keluarganya pada bulan Februari.