China Perkenalkan Poxiao, Memori Flash 100 Ribu Kali Lebih Cepat

Persaingan teknologi antara China dan Amerika Serikat semakin memanas, dan saat ini China tampaknya berada selangkah lebih maju.

Negeri Tirai Bambu kembali membuat gebrakan dengan menciptakan terobosan luar biasa dalam teknologi penyimpanan data. Para ilmuwan dari Universitas Fudan berhasil menciptakan perangkat memori super cepat yang berukuran lebih kecil dari sebutir beras.

Perangkat tersebut diberi nama Poxiao atau Dawn, sebuah hard drive berbasis memori flash yang diklaim sebagai yang tercepat di dunia. Poxiao mampu melakukan penghapusan dan penulisan ulang data hanya dalam waktu 400 pikodetik — satu pikodetik setara dengan sepertriliun detik.

Baca Juga: Canggih! China Uji Coba Taksi Terbang Listrik di Dubai

Ilustrasi. (Meta AI)

Meski prototipenya saat ini hanya mampu menyimpan data dalam ukuran kilobyte, desainnya yang inovatif memungkinkan kecepatan yang 100.000 kali lebih tinggi dibanding teknologi penyimpanan saat ini.

Teknologi ini membuka peluang masa depan di mana kecerdasan buatan (AI) dapat memproses data secepat proses berpikirnya.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature, dan dianggap sebagai lompatan besar dalam bidang fisika elektronik yang berpotensi mengaburkan batas antara memori dan komputasi.

Baca Juga: Detik- detik Gempa Besar Berkekuatan Magnitudo 7,7 Robohkan Gedung Myanmar dan Thailand

Selama ini, salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan sirkuit terpadu adalah keterbatasan kecepatan penyimpanan data, yang juga menjadi hambatan utama bagi kemajuan kemampuan komputasi AI.

Ilustrasi. (Meta AI)

Arsitektur penyimpanan saat ini masih terbagi antara dua jenis: memori volatile seperti SRAM dan DRAM yang cepat namun boros energi dan mahal, serta memori nonvolatile seperti flash yang lebih hemat daya dan tahan terhadap gangguan listrik, namun memiliki kecepatan yang jauh lebih rendah.

Melalui proyek ini, tim peneliti berusaha mempercepat teknologi memori flash, agar dapat menggabungkan keunggulan dari kedua jenis memori tersebut sekaligus mengatasi kelemahan utamanya.

Sumber: South China Morning Post