Cuaca Sumatra Mencekam! Jangan Berpergian di 3 Tanggal Ini, BKMG Beri Peringatan Serius
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terbaru terkait potensi cuaca ekstrem akibat Bibit Siklon Tropis 91S yang terdeteksi di Samudera Hindia, barat Provinsi Lampung.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengatakan fenomena ini berpotensi meningkatkan hujan intensitas sedang hingga lebat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung.
Baca Juga: Seorang Warga Bantul Meninggal Dunia Akibat Gempa Jumat Malam
Bibit siklon ini juga memicu potensi kenaikan tinggi gelombang di perairan Samudera Hindia, mulai dari barat Nias hingga selatan Banten, termasuk Selat Sunda bagian selatan.
Meski demikian, BMKG memastikan peluang 91S berkembang menjadi siklon tropis masih rendah.
Tiga Tanggal yang Wajib Diwaspadai
Baca Juga: BMKG: 70 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan
Wilayah terdampak cuaca. [YouTube]
BMKG menandai tiga hari penting, yaitu 11, 12, dan 16 Desember.
Pada tanggal-tanggal tersebut, intensitas hujan diprediksi meningkat akibat pengaruh sistem 91S yang sedang aktif.
BMKG telah memonitor bibit siklon ini sejak 7 Desember 2025 melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.
Pemantauan dilakukan 24 jam untuk memastikan setiap perubahan dapat diinformasikan secara cepat ke masyarakat dan pemerintah daerah.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, meminta warga pesisir barat–selatan Sumatra hingga Banten mewaspadai hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Sektor pelayaran, nelayan, dan transportasi laut diminta menyesuaikan aktivitas sesuai peringatan resmi BMKG.
Secara klimatologis, curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (200–500 mm/bulan) berpotensi terjadi di Tapanuli, Nias, Langkat, Mandailing Natal, dan Labuhan Ratu sepanjang Desember. Intensitas diperkirakan menurun pada Januari 2026.
Operasi Modifikasi Cuaca di Beberapa Provinsi
Prakiraan cuaca update 11 Desember 2025. [YouTube]
BMKG bersama BNPB juga menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 24 jam di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Metode yang digunakan meliputi penyemaian NaCl untuk menjatuhkan hujan di area aman, serta penggunaan CaO untuk memecah awan yang berada di atas wilayah berisiko.
OMC tidak dapat diterapkan pada bibit siklon atau siklon tropis karena alasan keselamatan dan pergerakan sistem yang dinamis.
BMKG menegaskan seluruh informasi terkait cuaca ekstrem akan disampaikan terus-menerus melalui radar dan satelit pemantau atmosfer.
Masyarakat diimbau tetap tenang namun aktif mengikuti pembaruan agar dapat mengantisipasi risiko secara lebih baik.