Curhat Pedagang Pasar Barito Usai Kios Dibongkar Satpol PP
Yuli juga mengaku pihaknya juga berniat untuk berdialog dengan pimpinan dari Satpol PP namun niat mereka itu kembali menemui jalan buntu.
Pasalnya, pimpinan Satpol PP itu memilih meninggalkan lokasi pasca pembongkaran Pasar Barito.
"Satpol PP juga kita mau dialog-dialog malah dia muter-muter dan kita mau ini (dialog) tapi udah kabur. Dan Satpol PP banyak banget kita tuh kayak ngerampok atau teroris kali ya karena datang dari mana aja," ucap Yuli.
Di sisi lain, Icung (42) pedagang lainnya mengaku kecewa dengan pejabat yang tak menemui pedagang selama proses pembongkaran berlangsung.
"Pejabat enggak ada, tadi cuma Satpol PP, aparat ada tetapi pejabat-pejabat atau Walikota, Pak Lurah, Pak Camat enggak ada dan tidak ada komunikasi sama sekali," ungkap Icung.
Tak cuma itu, Icung mengaku kecewa selama proses pembongkaran, para pedagang tak diberikan kesempatan untuk berdialog.
"Artinya mereka datang, ekseskusi selesai udah. Dan kita tidak dikasih tempat dan ruang untuk menyampaikan keluhan atau keberatan enggak ada," tutupnya.
Diketahui, sebelum terjadi pembongkaran pasar barito, pemkot Jaksel telah melayangkan surat peringatan terakhir (SP3) kepada pedagang secara humanis.
Pemkot Jaksel juga menyiapkan kendaraan operasional untuk mempermudah relokasi para pedagang ke Sentra Fauna Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa.
Rencana relokasi pedagang di Pasar Barito berkaitan dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan, yakni Taman Leuser, Taman Ayodya dan Taman Langsat menjadi Taman Bendera