Dalam 20 Tahun Terakhir sudah 75 Orang Pekerja Migran Jadi Korban Penembakan, Jenazah Basri Dimakamkan
Daerah

Kasus penembakan lima pekerja migran Indonesia oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, diharap bisa segera diungkap tuntas karena ada dugaan pihak APMM telah menggunakan wewenangnya secara berlebih sehingga menyebabkan tewasnya seorang pekerja migran Indonesia sedang empat lainnya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Untuk diketahui, kasus penembakan terhadap pekerja migran Indonesia bukan baru kali ini terjadi. Tercatat sudah 75 orang Indonesia jadi korban dalam kurun 20 tahun.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyatakan bahwa para korban yang selamat membantah klaim otoritas Malaysia yang menyebut mereka melakukan perlawanan terlebih dahulu.
Baca Juga: Kronologi Penembakan Lima Pekerja Migran Indonesia oleh Otoritas Malaysia
"Dalam rilis yang dikeluarkan otoritas Malaysia, disebutkan ada penyerangan dari pihak kita. Namun, korban yang selamat membantah hal tersebut," tegas Judha.
Karena itu, Kemenlu RI akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM. "Kami ingin memastikan apakah tindakan penembakan ini sudah sesuai prosedur atau justru berlebihan. Kami akan menuntut keadilan," tambahnya.
Brigjen Pol Dayan Victor Imanuel Blegur, Sekretaris Dirjen Pelindungan KP2MI, menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperjuangkan keadilan bagi korban dan menindak tegas sindikat yang terlibat dalam pengiriman PMI ilegal.
Baca Juga: Wapres Tegaskan Komitmen Pemerintah Lindungi Pekerja Migran Indonesia
"Kami berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menindak para calo dan sindikat yang terlibat dalam pengiriman PMI secara ilegal. Pencegahan terus dilakukan, mulai dari sosialisasi hingga penegakan hukum," ujarnya.
Pemerintah juga memastikan bahwa keluarga korban akan menerima santunan sebagai bentuk kepedulian. "Jenazah telah dipulangkan dengan lancar, berkat kerja sama semua pihak. Kami juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban,” tegasnya.
Jangan Sampai Terulang Lagi
Sekretaris Dirjen Pelindungan KP2MI Brigjen Pol. Dayan Victor Imanuel Blegur mengatakan, semua proses pemulangan jenazah ke Indonesia berjalan dengan lancar. Ia berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masa depan. Untuk itu, ia berjanji akan terus mengintensifkan pencegahan imigran illegal. Termasuk memberikan tindakan tegas kepada para calo.
“Kami akan terus melakukan upaya sosialisasi dan pencegahan. Kemudian juga berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memberikan tindakan tegas kepada para calo,” tegasnya.
Sementara itu, dikutip dari mediacenter.riau, jenazah Basri seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) korban penembakan oleh Otoritas Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, langsung dibawa ke Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis untuk dimakamkan, Rabu (29/1/2025).
Kedatangan jenazah di Cargo Bandara disambut oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau (Gubri) Rahman Hadi, Sekretaris Dirjen Pelindungan KP2MI Brigjen Pol. Dayan Victor Imanuel Blegur.
Kemudian, tampak Direktur Reintegrasi dan Penguatan Keluarga KP2MI Hadi Wahyuningrum dan Direktur Pelindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha dan juga perwakilan pihak keluarga.
Pj Gubri Rahman Hadi menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya salah satu warga Riau tersebut. Pihaknya juga menyampaikan ucapan Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pemulangan jenazah.
“Kami menyampaikan ucapan duka yang mendalam kepada keluarga korban dan juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah ini,” sebutnya.
Suasana haru menyelimuti lokasi kedatangan peti jenazah berwarna putih, berlapis plastik, saat diturunkan. Isak tangis keluarga yang telah menanti sejak siang pun pecah, menyambut kepulangan Basri.
Keluarga Hilang Kontak dengan Korban
Setelah prosesi serah terima, jenazah langsung dimasukkan ke dalam ambulans untuk dibawa ke kampung halamannya di Desa Terkul, Bengkalis, Riau.
Azrai (49), sepupu korban yang hadir di lokasi, mengungkapkan bahwa keluarga sudah lama kehilangan kontak dengan Basri. "Kami tidak tahu lagi di mana dia bekerja. Dia pergi mencari nafkah, tapi komunikasi terputus. Bahkan anaknya sendiri tidak tahu keberadaannya," ujar Azrai.
Meski terpukul, keluarga sambung Azrai tetap menerima kepergian Basri dengan lapang dada. "Kami percaya ini takdir dari Yang Maha Kuasa untuk beliau. Pemakaman tetap kami selenggarakan malam ini di Jalan Nelayan, Kecamatan Rupat," tambahnya.
Sejak mendengar kabar penembakan, pihak keluarga mengaku terus memantau pemberitaan di media dan bahkan tidak bisa tidur demi memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Sejak Jumat kami dari pihak keluarga tidak tidur, kami terus pantau terkait pemberitaan yang muncul," ungkap Azrai.***