Danau Mengering, Waduk Menipis, Iran Hadapi Krisis Air Terbesar Sepanjang Sejarah!
Pemerintah Iran tengah menghadapi salah satu krisis air terburuk dalam sejarah modern. Penurunan curah hujan yang ekstrem membuat waduk utama di Teheran kini hanya memiliki air yang cukup untuk memasok ibu kota kurang dari dua minggu.
Kepala Otoritas Air Regional Teheran, Behzad Parsa, mengungkapkan bahwa aliran air ke bendungan-bendungan menurun 43 persen dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini diperburuk dengan penurunan curah hujan hingga 100 persen di beberapa wilayah.
Baca Juga: Truth Social Milik Donald Trump Diretas, Hacker Iran Akui Bertanggung Jawab
Teheran Terancam Krisis Pasokan Air
Danau Urmia di Iran telah mengering [Google Earth]
Menurut laporan IRNA, cadangan air di Bendungan Amir Kabir kini hanya tersisa 14 juta meter kubik, angka terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Gambaran dan Lokasi Al Udeid, Pangkalan Udara Milik AS yang Digempur Iran
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keberlanjutan pasokan air minum di Teheran, kota berpenduduk lebih dari 8 juta jiwa.
“Jika kondisi tidak berubah, air di waduk Teheran hanya cukup untuk dua minggu ke depan,” ujar Parsa dalam wawancara dengan IRNA, Minggu (9/11/2025).
Kekeringan Terburuk dalam 57 Tahun
Ahli iklim Ahad Vazifeh, dari Pusat Nasional Manajemen Krisis Iklim dan Kekeringan Iran, menyebut bahwa Iran kini berada di ambang musim gugur terkering dalam 57 tahun terakhir.
Ia memperingatkan bahwa curah hujan yang terus menurun dapat memperburuk krisis dan mengancam ketahanan pangan nasional. Sementara itu, Rama Habibi, pejabat produksi di Perusahaan Air Regional Teheran, menambahkan,
“Dalam 60 tahun terakhir, kami belum pernah mengalami curah hujan serendah ini. Situasinya benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.” Dampak Nasional: Dari Danau Urmia hingga Pertanian
Krisis air ini telah mengeringkan lahan basah, menekan pertanian, dan menyebabkan banyak sungai serta akuifer mencapai titik kritis. Salah satu dampak paling nyata adalah penyusutan drastis Danau Urmia, yang dulu dikenal sebagai salah satu danau air asin terbesar di dunia.
Citra satelit terbaru menunjukkan perubahan iklim dan salah urus pemerintah sebagai penyebab utama kerusakan sumber daya air yang kini melanda sebagian besar wilayah Iran.
Pernyataan Presiden Iran
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan menghentikan pasokan air, listrik, atau gas ke sektor industri, meskipun curah hujan menurun tajam.
“Kami berusaha memastikan produksi terus berjalan. Namun, masyarakat harus mulai menghemat air, listrik, dan gas agar kita bisa melewati tahun ini tanpa ketegangan besar,” ujar Pezeshkian seperti dikutip dari IRNA.
Bendungan Hampir Kosong
Menurut data resmi, lima bendungan utama Teheran kini berada dalam kondisi kritis.
Abbasali Mosarzadeh, Direktur Perusahaan Pembuangan Limbah Teheran, menyebutkan bahwa curah hujan turun 40 persen dan aliran air ke bendungan berkurang 42 persen dalam setahun terakhir.
“Sebagian besar bendungan di ibu kota hampir tidak mampu menampung air lagi,” kata Mosarzadeh.
Apa yang Terjadi Selanjutnya
Jika kondisi cuaca tidak membaik dalam beberapa pekan ke depan, para ahli memperkirakan krisis air akan meluas ke sektor pertanian dan industri, memicu gelombang protes baru di sejumlah wilayah.
Pemerintah Iran kini dihadapkan pada tantangan besar: mengelola air di tengah kekeringan ekstrem dan menjaga stabilitas sosial di tengah kemarahan publik yang terus meningkat.
Sumber: BBC