Dapat Honor Gede, Boris Bokir Mau Main di Film Panggil Aku Ayah

Boris Bokir baru saja membintangi film terbaru, Panggil Aku Ayah. Sebelum tampil, ia ternyata nyaris menolak tawaran tersebut.

Boris Bokir menerangkan, dirinya merasa ragu membintangi film Panggil Aku Ayah. Salah satu alasannya, karena film ini sangat berkaitan dengan anak kecil, sebuah tema yang cukup sensitif baginya.

"Awalnya saya sangat tidak mau mengambil film ini. Karena berkaitan dengan anak kecil," ungkap Boris Bokir saat ditemui di Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/7/2025).

Baca Juga: Naik 5 Kg di Film, Trik Tissa Biani Idealkan Berat Badan

Boris Bokir bersama Rossa dan Agus Ringgo Rahman saat press conference film Panggil Aku Ayah, Rabu (30/7/2025). [FTNews]Keraguan tersebut semakin memuncak ketika ia membaca naskahnya. Namun, sebuah faktor tak terduga berhasil mengubah pendiriannya secara drastis.

Dengan nada jenaka, Boris Bokir mengisyaratkan bahwa negosiasi honor menjadi kunci utama yang membuatnya menerima tawaran tersebut.

"Pas ngomongin angka, langsung Cirambay," selorohnya, merujuk pada sebuah lagu Sunda yang populer.

Baca Juga: Film Panggil Aku Ayah, Remake Korea yang Dibalut Kearifan Lokal Sunda

"Disapu dengan itu," tambahnya sambil tertawa.

Setelah menerima peran tersebut dan menjalani proses syuting, Boris Bokir menemukan sebuah pencerahan yang lebih dalam.

Komika asal Medan ini menyadari, film ini tidak hanya sekadar komedi, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang arti sebuah keluarga yang tidak melulu terikat oleh hubungan darah.

Ringgo Agus Rahman bersama Tissa Biani dan Boris Bokir. [FTNews]Menurutnya, karakter Tatang yang ia perankan, bersama dengan Mang Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Pacil (tokoh anak kecil), membentuk sebuah unit keluarga yang unik.

"Jadi begini ya, tentang keluarga itu enggak mesti melulu yang konvensional," jelasnya.

Ia mendefinisikan keluarga konvensional sebagai ikatan yang terbentuk karena hubungan darah atau silsilah.

Namun, melalui film ini, ia belajar bahwa keluarga bisa ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk hubungan yang terjalin dengan orang-orang yang ditemui di sepanjang perjalanan hidup.

"Ternyata ada keluarga dalam berbagai bentuk, keluarga-keluarga yang ditemukan di kehidupan pada saat kita menjalankannya, gitu," tutur Boris Bokir.