Dedi Mulyadi Marah Duit Kompensasi Sopir Angkot Puncak Diduga Disunat: Proses Hukum

Metropolitan

Jumat, 04 April 2025 | 21:03 WIB
Dedi Mulyadi Marah Duit Kompensasi Sopir Angkot Puncak Diduga Disunat: Proses Hukum
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. [Instagram]

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi angkat bicara terkait dugaan duit kompensasi sopir angkot di Puncak, Jawa Barat, disunat Rp 200 ribu.

rb-1

Kompensasi tersebut sebelumnya dari Bank Jabar Peduli dan Baznas. Total insentif kepada sopir angkot di Puncak sebesar Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500 ribu.

Uang kompensasi itu tidak lain terkait kebijakan Dedi Mulyadi yang meliburkan sopir angkot hingga H+7 Lebaran.

Baca Juga: Tinggalkan Golkar, Dedi Mulyadi Bungkam

rb-3

Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi kemacetan di jalur Puncak lantaran lonjakan wisatawan yang berlibur menikmati momen libur Lebaran.

"Sopir angkot di Puncak, Bogor merasa dipotong uangnya Rp 200.000. Uang itu berarti bagi mereka dan bisa mencukupi kehidupan keluarga selama empat hari," ucap Dedi Mulyadi dikutip dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (4/4/2025).

Sejumlah angkot di Kawasan Puncak, Bogor. [Dok. Istimewa]

Dalam video itu, Dedi Mulyadi berbicara dengan salah seorang sopir angkot bernama Emen yang mengalami pemotongan uang kompensasi.

Baca Juga: Tanpa Honor, Dedi Mulyadi Sebut Susi Pudjiastuti Bakal Jadi Penasihat Pemprov Jabar

"Yang terjadi kan uang Rp 1 juta. Bilangnya yang mungut itu keikhlasan, tapi keikhlasannnya itu ditarget Rp 200 ribu," ucap Emen dalam perbincangan dengan Gubernur Jabar melalui sambungan telepon.

Dedi Mulyadi lantas menanyakan oknum yang melakukan penyunatan.

Emen menjelaskan bahwa pemotongan dilakukan oknum pegawai Dishub Kabupaten Bogor, Organisasi Angkutan Darat (Organda), dan KKSU.

"Yang terjadi pemotongan Rp 200 ribu. Dari Dishub, Organda sama KKSU. Saya aja komunitas ada 20 nyerahin Rp 4 juta, ke KKSU. Kata KKSU buat Dishub baru Organda, KKSU," kata Emen.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat berbincang lewat telepon dengan salah seorang sopir angkot di Puncak, Bogor, yang mengalami pemotongan uang kompensasi. [YouTube]

Dedi Mulyadi pun menganggap bahwa tindakan tersebut termasuk premanisme.

"Berarti itu premanisme. Itu preman yang berbaju seragam," ucapnya.

Secara tegas, Dedi Mulyadi menekankan bakal menyeret oknum yang melakukan penyunatan tersebut ke jalur hukum.

"Nanti kalau kemudian saya proses, saya minta polisi menangkap orang-orang yang motonginnya, bapak bersedia jadi saksi?" tanya Dedi Mulyadi.

"Siap," tegas Emen.

"Ya udah saya backup, gubernur yang backup. Saya mau minta ini proses hukum aja ini," tutur Dedi Mulyadi.

Di akhir video, Dedi Mulyadi mengingatkan kepada oknum-oknum yang melakukan penyunatan agar mengembalikan duit tersebut.

"Kamu yang ngambil segera kembalikan, kalau nggak saya proses," pungkasnya.

Sumbangan Sukarela

Sementara itu, Sekretaris Dishub Jabar Dhani Gumelar mengatakan pihaknya telah menelusuri kabar penyunatan uang kompensasi bagi sopir angkot di Puncak Bogor.

Hasilnya, kabar itu menurutnya tidak benar. Lanjutnya, berdasar penelusuran di lapangan, beberapa sopir angkot memberikan sumbangan secara sukarela kepada koordinator dan paguyuban.

Namun kemudian, kata Dhani, pihak yang menerima sumbangan itu telah meminta maaf.

"Dishub Jabar, Dishub Bogor, dan Organda Bogor telah melakukan penelusuran dan memastikan bahwa tidak ada oknum kami yang melakukan hal tersebut (pemotongan kompensasi)," ucap Dhani dikutip, Jumat (4/4).

"Adapun yang terjadi adalah adanya sumbangan sukarela dari beberapa pengemudi kepada koordinator lapangan/paguyuban. Kemudian yang bersangkutan telah memberikan keterangan, dan pernyataan maaf secara tertulis," ungkapnya.

Tag Dedi Mulyadi Bogor Puncak Sopir Angkot Puncak Kompensasi Sopir Angkot Disunat

Terkini