Dedi Mulyadi Sentil Nagita Slavina: Pilih Barak Mana, Rafathar?

Lifestyle

Senin, 19 Mei 2025 | 11:55 WIB
Dedi Mulyadi Sentil Nagita Slavina: Pilih Barak Mana, Rafathar?
Dedi Mulyadi (Instagram)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya menanggapi aduan Rafathar—putra pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina—yang mengeluhkan sang ibu karena susah mandi dan terlalu sering bermain ponsel.

rb-1

Melalui akun TikTok pribadinya, Dedi Mulyadi menyindir kebiasaan Nagita Slavina yang dinilai terlalu sering memainkan ponsel. Ia juga menyinggung kemungkinan Raffi Ahmad memiliki kebiasaan serupa, meski dalam konteks pekerjaan, baik di bidang pemerintahan maupun industri hiburan.

“Eh, Mbak Nagita, kalau melarang anaknya main HP, ya Mbak Nagita-nya jangan main HP terus dong. Nanti kalau terus-terusan main HP, bisa lupa sama anak. Kalau lupa sama Raffi sih mungkin sering, soalnya Raffi-nya banyak di luar,” kata Dedi Mulyadi dalam video TikTok yang diunggah dan dikutip pada Senin (19/5/2025).

Baca Juga: Aura Cinta Muncul Pertama Kalinya di Media Sosial Sejak Viral, Netizen: Kirain Minta Maaf

rb-3

Tak sampai di situ, Dedi kemudian mengajak Rafathar untuk memilih masuk barak militer sebagai bentuk pembinaan.

“Mau diangkut, nih? Pilih barak yang mana? Di Bandung atau di Jakarta? Ayo, Rafathar,” ucap Dedi sambil menyuruh Rafathar mengambil ponsel milik ibunya.

Lebih lanjut, mantan Bupati Purwakarta itu menyarankan Nagita Slavina agar memberi contoh kepada anak-anak dengan mengurangi penggunaan gawai, jika memang ingin melarang mereka bermain ponsel.

Baca Juga: Pendapatan KDM dari YouTube dengan 6,8 Juta Subscribers Bisa Bikin Gubernur Kaltim Melongo
Dedi Mulyadi (Istimewah)

“Eh, Mbak Nagita, kalau melarang anaknya main HP, ya jangan main HP terus juga dong. Nanti lupa sama anak, lho,” tambahnya.

Aduan Rafathar kepada Dedi Mulyadi pertama kali terungkap melalui unggahan instastory di akun Instagram @raffinagita1717 pada Selasa (13/5/2025).

“Kang Dedi, ada yang belum mandi, nih. Udah siang, bujang belum mandi. Jorok banget, main HP mulu, Kang Dedi,” ujar Rafathar dalam video tersebut.

Saat itu, Nagita tampak sedang bersantai sambil memainkan ponsel, kemudian memutuskan untuk berbaring. Ia mengaku sedang tidak enak badan dan ingin menikmati secangkir kopi.

“Mama lagi sakit, Mama pengin minum kopi di Shanghai, tapi Mama nggak bisa beli, nih,” ujar Nagita mencoba memberi penjelasan.

Meski begitu, Rafathar tetap bersikeras menyampaikan keluhannya. Ia menyebut sang ibu akhir-akhir ini malas mandi dan terlalu memilih-milih makanan.

Nagita dan Rafathar (Instagram)

Sebagai informasi, kebijakan membawa anak-anak yang dinilai “nakal” untuk dibina di barak militer telah diterapkan di dua daerah, yakni Purwakarta dan Bandung.

Tercatat, sebanyak 272 peserta dari 106 sekolah—terdiri dari 6 SMA swasta, 15 SMK swasta, 53 SMA negeri, dan 32 SMK negeri—telah dibawa ke barak militer.

Saat ini, anak-anak tersebut tengah dibina di Markas TNI Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad, Kabupaten Purwakarta, serta di Dapo Pendidikan Atletik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.

Gubernur Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa program ini merupakan respons terhadap permintaan para orang tua yang merasa kewalahan menghadapi anak-anak mereka yang bermasalah.

“Yang kita terima adalah anak-anak yang sudah mengarah pada tindakan kriminal, dan orang tuanya tidak mampu lagi mendidik mereka. Artinya, yang diserahkan itu memang anak-anak yang sudah tidak bisa ditangani di rumah. Kalau orang tuanya tidak menyerahkan, kita tidak akan menerima,” ujar Dedi.

Ia juga mengklaim bahwa para siswa yang berada di barak merasa senang menjalani kehidupan di sana.

“Gimana nggak bahagia? Gizinya cukup, istirahat cukup, olahraga cukup, pembelajaran juga cukup,” jelasnya.

Menurut laporan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat, para siswa yang dikirim ke barak sebelumnya terindikasi melakukan pelanggaran berat, mulai dari perundungan (bullying), penyalahgunaan narkoba, hingga terlibat dalam tawuran dan geng motor.

Terbaru, Gubernur Dedi Mulyadi menyebut program ini tidak akan berhenti pada pelatihan militer semata. Ia merencanakan pembangunan sekolah khusus sebagai kelanjutan program tersebut.

Sekolah ini akan dibangun di setiap kabupaten dan kota, dengan pendekatan mirip sekolah berbakat, namun dipadukan dengan pembinaan karakter yang ketat.

(Selvianus Kopong Basar)

Tag kdm kang dedi mulyadi rafathar anak nagita dan raffi ahmad barak

Terkini