Demi Gencatan Senjata dan Penyelesaian Perang, Hamas Penuhi Permintaan Israel Bebaskan Tiga Sandera Sabtu

Nasional

Jumat, 14 Februari 2025 | 04:14 WIB
Demi Gencatan Senjata dan Penyelesaian Perang, Hamas Penuhi Permintaan Israel Bebaskan Tiga Sandera Sabtu
Hamas bebaskan tawanan beberapa waktu lalu/Foto: tangkap layar YouTube Independent

Demi kepentingan lebih besar, akhirnya Hamas sepakat membebaskan tiga sandera pada Sabtu (15/2/2025) mendatang. Sebelumnya Hamas menegaskan akan menangguhkan pembebasan sandera sampai batas waktu yang belum ditentukan lantaran Israel dianggap melanggar kesepakatan gencatan senjata. Namun pernyataan Hamas tersebut direspon Israel dengan ultimatum segera bebaskan sandera Sabtu atau gencatan senjata berakhir dan perang di Gaza akan berlanjut.

rb-1

Dikutip dari Al Jazeera, juru bicara pemerintah Israel mengatakan Hamas harus membebaskan tiga tawanan hidup pada hari Sabtu (15/2/2025) atau Israel akan kembali berperang di wilayah Palestina.

Hamas menyebut, mereka akan membebaskan tiga tawanan Israel pada hari Sabtu sesuai jadwal, setelah menunda pertukaran tawanan-tahanan awal minggu ini dengan alasan pelanggaran Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Baca Juga: Langkah Tegas Turki! Ucapan Duka Ismail Haniyeh Dihapus, Instagram Diblokir

rb-3

Foto: X (twitter) Benjamin Netanyahu

Pejabat Hamas telah mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir, Kairo, dengan mediator Mesir dan Qatar untuk mengatasi hambatan termasuk larangan Israel atas masuknya mesin berat dan rumah mobil di Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza telah mengonfirmasi 48.239 kematian dalam perang Israel di Gaza sementara 111.676 orang terluka. Kantor Media Pemerintah telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sedikitnya 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan sekarang diduga tewas. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

The Associated Press melaporkan, pengumuman dari Hamas ini seharusnya memungkinkan gencatan senjata berlanjut untuk saat ini, bahkan setelah Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa sebuah roket telah diluncurkan dari Gaza — meskipun masih ada keraguan tentang ketahanan jangka panjang gencatan senjata tersebut.

Baca Juga: Saat Merkava ‘Tank Terkuat di Dunia’ Tak Mampu Lindungi Tentara Israel: Apakah Cuma Mitos?

Hamas sendiri melalui juru bicaranya Abdul Latif al-Qanou mengonfirmasi kepada The Associated Press melalui telepon bahwa tiga sandera akan dibebaskan pada hari Sabtu.

TV Qahera milik pemerintah Mesir, yang dekat dengan dinas keamanan negara itu, melaporkan bahwa Mesir dan Qatar telah berhasil menyelesaikan perselisihan tersebut. Kedua negara Arab tersebut telah bertindak sebagai mediator utama dengan Hamas dan membantu menengahi gencatan senjata, yang mulai berlaku pada bulan Januari, lebih dari 15 bulan setelah perang dimulai.

Truk-truk membawa bantuan sudah memasuki Gaza/Foto: YouTube Independent

Media Mesir juga menayangkan rekaman yang memperlihatkan truk-truk yang membawa bahan untuk perumahan sementara dan buldoser dari persimpangan Rafah dengan Gaza. Mereka melaporkan bahwa truk-truk tersebut sedang menuju ke area inspeksi Israel sebelum menyeberang ke Gaza.

Di sisi lain, militer Israel mengatakan sebuah roket ditembakkan dari dalam Gaza pada hari Kamis, merupakan insiden pertama sejak perjanjian tersebut berlaku. Proyektil tersebut mendarat di dalam wilayah tersebut dan militer kemudian mengatakan bahwa roket tersebut mengenai peluncur roket yang menembakkannya.

Sejak gencatan senjata dimulai, tembakan Israel telah menewaskan sedikitnya 92 warga Palestina dan melukai lebih dari 800 lainnya, kata Munir al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza. Militer Israel mengatakan telah menembaki orang-orang yang mendekati pasukannya atau memasuki area tertentu yang melanggar gencatan senjata.

Tantangan Berat

AP menyebut, gencatan senjata menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dalam beberapa minggu mendatang. Tahap pertama akan berakhir pada awal Maret, dan belum ada negosiasi substantif mengenai tahap kedua, di mana Hamas akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa sebagai imbalan atas diakhirinya perang.

Usulan Trump untuk memindahkan sekitar 2 juta warga Palestina dari Gaza dan menempatkan mereka di negara lain telah membuat masa depan gencatan senjata semakin diragukan.

Rencana tersebut disambut baik oleh pemerintah Israel tetapi ditolak keras oleh Palestina dan negara-negara Arab, yang menolak menerima masuknya pengungsi. Kelompok hak asasi manusia mengatakan hal itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional.***

Sumber: Al Jazeera dan The Associated Press

Tag Hamas Gencatan Senjata Israel-Palestina Ultimatum Israel pada Hamas Presiden Trump

Terkini