Derita Aceh Tengah: Puluhan Rumah Tertimbun Longsor, Sekolah Hancur, 195 Ha Sawah Rusak
Cuaca ekstrem kali ini menghantam Aceh Tengah hingga babak-belur. Mulai dari banjir biasa hingga banjir bandang, tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tengah dalam periode 25–27 November 2025.
Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tengah mencatat total 67 titik kejadian dengan mayoritas status kerusakan tergolong berat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Tengah, Andalika menegaskan bahwa tim penanganan darurat bersama pemerintah daerah dan unsur terkait telah bekerja intensif di lapangan untuk memulihkan akses terdampak serta membantu masyarakat.
Baca Juga: Lakukan Ini Jika Siang Terik Lalu Muncul Awan Pekat
Dikutip dari Media Center Aceh Tengah, bencana tersebar di 8 kecamatan, dengan dampak paling parah terjadi pada sektor infrastruktur jalan, permukiman, dan lahan pertanian.
Sejumlah wilayah terdampak bencana parah di antaranya; Kecamatan Bebesen. Tercatat ada lima kejadian, termasuk banjir yang merendam seluruh Kampung Bebesen dan Kampung Mersah Toa, serta tanah longsor yang menimbun 1 unit rumah di Kampung Juru Mudi.
Kecamatan Kebayakan mengalami sembilan kejadian, termasuk banjir bandang di Kampung Mendale yang merusak 100 unit rumah, 20 hektare sawah, dan beberapa fasilitas umum. Longsor juga merusak 4 unit rumah di Kampung Bukit Eweh dan menghancurkan destinasi wisata Naturak Park.
Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Seminggu ke Depan
Infografis data terdampak bencana di wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara per 27 November 2025 [Sumber: BNPB]Kecamatan Ketol mencatat 11 kejadian, meliputi 15 unit rumah tertimbun longsor di Kampung Burlah, serta kombinasi banjir bandang dan longsor di Kampung Kute Gelime yang memutus jembatan beton sepanjang 35 meter.
Kecamatan Lut Tawar dengan enam kejadian mencatat 70 unit rumah tertimbun material longsor di ruas jalan Isaq–Sp. Kekuyang.
Kecamatan Bintang mencatat 4 kejadian tanah longsor di Kampung Kelitu dan Sintep, menimbun 20 unit dan 15 unit rumah warga.
Kerusakan Lahan Pertanian 195 Hektar
Kerusakan lahan pertanian mencapai total 195 hektare. Sejumlah jembatan penghubung penting turut dilaporkan putus, antara lain: Jembatan rangka baja 50 meter di Kampung Segene Balik (Kute Panang), Jembatan rangka baja di Jerata (Silih Nara), dan Jembatan beton di Rutih (Silih Nara). Sementara itu, satu unit sekolah dasar di Kampung Tebuk (Pegasing) dilaporkan hancur. Hampir seluruh kejadian mengakibatkan terputusnya akses transportasi dan membuat sejumlah kawasan tidak dapat dilalui kendaraan. Penanganan tanggap darurat terus dilakukan oleh BPBD bersama Tim Gabungan.
Aceh Tengah lumpuh total dihantam bencana. Ini kondisi terkini per-27 November 2025. [Foto: MC Aceh Tengah]“Saat ini sebagian besar lokasi telah dalam proses Penanganan Tanggap Darurat. Fokus utama kami adalah pembukaan akses jalan yang tertimbun longsor, evakuasi warga, serta penyaluran bantuan dasar. Kami berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pascabencana, terutama perbaikan infrastruktur yang rusak berat,” ujar Andalika.
BPBD Aceh Tengah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat kondisi cuaca yang masih ekstrem dan potensi longsor susulan, terutama warga di sekitar lereng perbukitan dan bantaran sungai. Masyarakat juga diminta mematuhi arahan petugas demi keselamatan bersama.