Olahraga

Dominan Namun Tersingkir! Ini Deretan Kesalahan Fatal Timnas Indonesia U-22

12 Desember 2025 | 21:53 WIB
Dominan Namun Tersingkir! Ini Deretan Kesalahan Fatal Timnas Indonesia U-22
Deretan Kesalahan Fatal Timnas Indonesia U-22. [Instagram/@timnasindonesia]

Timnas Indonesia U-22 harus menelan kenyataan pahit setelah gagal lolos ke semifinal SEA Games 2025, kendati menang 3-1 atas Myanmar pada laga pamungkas Grup C.

rb-1

Garuda Muda tersingkir karena kalah produktivitas gol dari Malaysia yang menjadi runner-up terbaik.

Kekecewaan publik pun memuncak, mengingat skuad Indra Sjafri tampil dominan namun terhambat sederet kesalahan strategis dan eksekusi di lapangan.

Baca Juga: PSSI Siapkan Garuda Muda di FIFA Matchday untuk SEA Games 2025

rb-3

Berikut analisis lengkap deretan faktor yang menyebabkan eliminasi tragis tersebut.

1. Kebobolan Awal yang Mengacaukan Rencana

Indonesia kebobolan duluan dari Myanmar. [Instagram]Indonesia kebobolan duluan dari Myanmar. [Instagram]Laga di 700th Anniversary Stadium, Chiang Mai, baru berjalan 29 menit ketika Min Maw Oo melepaskan tembakan jarak jauh yang menjebol gawang Indonesia.

Baca Juga: Indonesia vs Myanmar, Prediksi Susunan Pemain Garuda Muda

Gol ini berawal dari kesalahan kehilangan bola di sepertiga akhir pertahanan, ditambah kurang sigapnya antisipasi kiper.

Kebobolan cepat ini membuat Indonesia berada dalam tekanan besar karena membutuhkan kemenangan dengan selisih minimal empat gol untuk bisa lolos.

Tekanan tersebut menjadi beban mental yang sulit dipulihkan sepanjang laga.

2. Produktivitas Gol Rendah Sejak Awal Fase Grup

Indonesia menutup Grup C di peringkat dua dengan tiga poin, tertinggal dari Filipina sang juara grup dan kalah selisih gol dari Malaysia.

Masalah utama muncul pada produktivitas gol, Garuda Muda hanya mencetak tiga gol sepanjang fase grup.

Kontra Myanmar, Indonesia melepaskan 20 tembakan namun baru efektif mencetak gol di menit-menit krusial.

Masalah finishing terlihat kronis dan menjadi faktor utama gagalnya menciptakan selisih gol besar.

3. Strategi Serangan Tersendat di Babak Pertama

Indra Sjafri. [Instagram]Indra Sjafri. [Instagram]Meski menguasai bola, serangan Indonesia banyak mentok pada blok pertahanan kompak Myanmar.

Peluang dari Rayhan Hannan dan Dony Tri Pamungkas gagal dikonversi karena eksekusi kurang matang.

Rotasi dan perubahan formasi menyerang juga terlambat dilakukan. Gol Toni Firmansyah di masa injury time babak pertama datang terlalu lambat, membuat Indonesia kehilangan momentum untuk mengejar selisih gol yang dibutuhkan.

4. Gagal Mengantisipasi Hasil dari Laga Lain

Nasib Indonesia bergantung pada duel Vietnam vs Malaysia. Namun Malaysia tetap unggul produktivitas gol meski kalah pada laga paralel tersebut. Perhitungan taktik terhadap skenario runner-up terbaik dinilai kurang matang.

Idealnya, pengumpulan selisih gol signifikan sudah dikejar sejak matchday pertama, bukan hanya mengandalkan hasil laga lain.

5. Masalah Disiplin, Finishing, dan Rapuhnya Pertahanan

Gol Jens Raven pada menit ke-89 dan injury time memang menghidupkan asa, namun semuanya datang terlambat untuk mengubah nasib tim.

Banyak peluang terbuang karena crossing tidak akurat, kalah duel udara, hingga rapuhnya pertahanan saat menghadapi serangan balik Myanmar.

Statistik mencatat Indonesia hanya mengonversi enam tembakan on target dari total 20 percobaan, menandakan efisiensi serangan yang masih jauh dari ideal.

6. Dampak Jangka Panjang bagi Garuda Muda

Kegagalan ini sangat kontras dengan capaian emas SEA Games dua tahun lalu. Konsistensi generasi muda kembali dipertanyakan, meski tetap ada modal positif dari performa dominan melawan Myanmar.

Evaluasi mendalam akan menjadi fondasi penting menuju turnamen berikutnya, termasuk AFF U-23.

Tag SEA Games 2025 Timnas Indonesia U-22 gagal semifinal