Erick Thohir Sebut Indonesia Berpotensi Kehilangan 41 Medali Emas SEA Games 2025, Ini Sebabnya
Olahraga

Indonesia berpotensi kehilangan 41 medali emas dalam SEA Games 2025 yang bakal digelar di Thailand 9-20 Desember 2025 mendatang, Hal ini disebabkan sejumlah cabang olahraga unggulan tidak dipertandingkan oleh tuan rumah.
Tantangan berat ini disampaikan Menpora Erick Thohir seusai rapat bersama Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari di Kantor KOI.
“Dari 87 emas, minus 41. Perkiraan kita bisa peringkat 5–6. Kita akan duduk bersama tim review dan cabor untuk membicarakan potensi emas tambahan. Saya juga akan meminta waktu dengan Menteri Keuangan agar ada keleluasaan anggaran. Jangan sampai prestasi kita menurun drastis,” jelasnya.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Maksud dari Perbaiki JIS
Dibutuhkan Dukungan Penuh dari Lintas Kementerian
Ia menambahkan, selama ini Indonesia rata-rata menduduki peringkat 3 SEA Games. Dengan kondisi anggaran yang terkunci, dibutuhkan dukungan penuh lintas kementerian agar target prestasi tetap terjaga.
Baca Juga: Merak Semrawut, Menteri BUMN Pertimbangkan Pemindahan Titik Logistik
Ia juga menyinggung tentang perlunya penyelarasan cabang olahraga SEA Games dengan Olimpiade. Ia berencana mengundang Menteri Olahraga Asia Tenggara untuk membahas hal tersebut.
“Kalau olahraga Asia Tenggara mau maju, SEA Games harus selaras dengan Olimpiade. Cabor Olimpiade sebaiknya tetap ada di SEA Games,” tegasnya.
Pentingnya sinergi antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dalam menjaga prestasi Indonesia di kancah multievent internasional.
“Alhamdulillah, saya sebagai Menpora bukan memimpin tapi mengayomi. Kemenpora dan KOI adalah stakeholder besar untuk olahraga dan kepemudaan, kita punya sinergisitas yang maksimal dan keselarasan yang baik,” ujar Erick.
Tinjau Pelatnas SEA Games di Cibubur
Selain persiapan SEA Games, Erick juga meninjau pusat pelatihan nasional (pelatnas) di Cibubur yang akan diresmikan Presiden Prabowo dalam beberapa bulan mendatang.
“Saya akan menghadap Menteri PU dan PAN RB agar pelatnas bisa segera selesai. Tanpa fasilitas pelatnas seperti Jepang atau China, sulit bagi kita membuat program jangka panjang,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, pembinaan atlet usia 13–15 tahun sudah disiapkan untuk Olimpiade 2032–2036, begitu pula cabang panjat tebing untuk Olimpiade 2028 dan panahan usia dini.
Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menyambut positif langkah Menpora Erick yang terus mengonsolidasikan prestasi olahraga nasional. “Semuanya harus memberikan dukungan maksimal. Kami juga akan melakukan konsolidasi dengan kementerian/lembaga terkait. Kami siap mendukung Menpora dan berkomitmen membangkitkan prestasi olahraga Indonesia melalui tangan dingin Pak Erick Thohir,” ujarnya.***