Eropa Kebut Pengurangan Emisi 90 GRK Persen hingga 2040
Teknologi

FTNews - Tahun 2040, Uni Eropa (EU) akan menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 90 persen dari tahun 1990. Hal ini berdasarkan rekomendasi dari European Commission untuk melanjutkan perjuangan Eropa untuk melawan perubahan iklim.
Pembuatan proposal ini guna untuk menjembatani target-target yang sudah ada. Sebelumnya, EU sudah memiliki target menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 55 persen di tahun 2030 dan net zero emission di tahun 2050.
Melansir Reuters, pembuatan kebijakan ini di tengah demo para petani di Eropa dan penolakan politik terhadap Undang-Undang Hijau EU.
Baca Juga: Pertamina dan ExxonMobil Gandeng KNOC untuk Bangun CCS
“Untuk melanjutkan Kesepakatan Hijau Eropa hingga tahun 2040, akan memerlukan fokus ekstra pada kondisi yang memungkinkan bagi dunia usaha dan masyarakat untuk menguasai transisi,†ungkap rancangan rencana UE, berdasarkan Reuters.
Selain itu, mereka juga mengatakan kesepakatan tersebut dapat berubah sebelum pelaksanaan dan penerbitan kesepakatan tersebut.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga batu bara atau tenaga fosil. Foto: canva
Baca Juga: iPhone 17 Pro Hadir dengan Video 8K & Kamera Telefoto 48MP, Siap Gantikan Kamera Standalone?
Hari Selasa (6/2), akan ada perdebatan politik mengenai proposal yang telah diajukan. Akan tetapi, semua ini bergantung dengan Komisi Uni Eropa yang baru.
Saat ini, Uni Eropa akan mengadakan pemilihan umum untuk pada bulan Juni sehingga kepengurusan komisinya akan mereka bentuk setelah itu. Setelah sudah ada keputusan dari komisi yang baru, baru mereka dapat membuat proposal final secara legal.
Selain itu, dokumen kedua milik EU akan terbit di hari Selasa (6/2) juga. Dokumen ini akan membahas tentang perencanaan carbon capture and storage.
Di tahun 2040, Eropa akan mengubah penggunaan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan bahan bakar fosil secara bertahap sebesar 80 persen. Mereka akan menggantinya dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga terbarukan dan nuklir.
Tidak hanya itu, dalam dokumen ini, mereka juga menjelaskan kerugian akibat gagalnya mengatasi perubahan iklim. Mereka memprediksi akan ada kerugian sebesar € 2,4 triliun jika hal ini masih berlanjut di tahun 2050.