Fakta-Fakta Aliran Sesat Ajarkan 11 Rukun Islam dan Naik Haji ke Gunung Bawakaraeng

Daerah

Senin, 10 Maret 2025 | 12:19 WIB
Fakta-Fakta Aliran Sesat Ajarkan 11 Rukun Islam dan Naik Haji ke Gunung Bawakaraeng
Aliran sesat Ana’ Loloa. (Instagram)

Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan aliran Islam yang diduga sesat. Ajaran bernama Tarekat Ana’ Loloa ini memicu kontroversi karena mengajarkan bahwa rukun Islam ada 11.

rb-1

Selain itu ajaran yang juga mengandung kontroversi yaitu tarekat mengajarkan bahwa ibadah Haji tidak ke Mekkah. Berhaji dilakukan ke Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulsel.

Tarekat Ana’ Loloa muncul di Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ajaran ini dipimpin oleh seorang perempuan bernama Petta Bau (56).

Baca Juga: Aliran Sesat Tarekat Ana' Loloa Didatangi Polisi: Terkuak Rukun Islam 11 dan Ibadah Haji ke Gunung Bawakaraeng

rb-3

Petta Bau menjanjikan surga bagi pengikutnya dengan syarat membeli benda pusaka yang digunakan nanti di akhirat.

Ajaran ini sebenarnya telah muncul sejak 2024. Petta Bau sudah menjaring pengikut berjumlah puluhan.

Aliran sesat Tarekat Ana' Loloa melaksanakan ibadah haji di Gunung Bawakareang. (Instagram)

Langkah Kemenag

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama Arsad Hidayat mengatakan bahwa Kemenag telah bertindak mengenai adanya laporan ajaran sesat di Sulsel.

Kementerian Agama telah membentuk Tim Deteksi Dini dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan di tingkat kecamatan, termasuk Kecamatan Tompobulu. Tim ini telah merespons kasus tersebut dan melakukan penanganan dengan menggandeng ormas keagamaan Islam, aparat penegak hukum, dan lintas sektoral lainnya.

Muncul Oktober 2024

Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tompobulu Danial yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Deteksi Dini dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan menjelaskan, ajaran Petta Bau ini pernah muncul pada Oktober 2024.

Saat itu, KUA bersama pemangku wewenang lainnya bergerak cepat meredam keresahan. Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi dan pendampingan setelah menerima laporan dari masyarakat.

Pada 15 Oktober 2024, KUA telah menerima laporan terkait aktivitas ajaran ini yang cukup meresahkan warga.

Aliran sesat Tarekat Ana' Loloa melaksanakan ibadah haji di Gunung Bawakareang. (Instagram)

Investigasi

Pada 16 Oktober 2024, KUA melakukan investigasi dan menemukan bahwa ajaran ini tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam. Bahkan, pimpinan ajaran, Petta Bau, tidak dapat menjelaskan ajarannya secara ilmiah maupun teologis.

Petta Bau mengaku memperoleh ajaran tersebut melalui mimpi dan menyatakan bahwa ia diajari oleh Nabi Khidir. Namun, saat diminta menjelaskan rukun Islam, ia tidak dapat memberi jawaban yang benar.

Selain itu, diketahui bahwa Petta Bau memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tidak bisa membaca.

Pada Oktober 2024, Petta Bau telah berjanji untuk tidak lagi menyebarkan ajarannya. Namun, informasi terbaru pada Maret 2025 menunjukkan bahwa ia tetap melanjutkan aktivitasnya secara diam-diam.

KUA Tompobulu bersama Polsek Tompobulu, Kesbangpol, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Maros, serta pemerintah Desa Bontosomba segera mengambil langkah-langkah penanganan.

Pada 5 Maret 2025, tim gabungan mendatangi kediaman Petta Bau di Desa Bontosomba untuk meminta keterangan. Namun, berdasarkan informasi dari warga, Petta Bau tidak berada di rumah karena kesibukannya berdagang.

Petta Bau diketahui berasal dari Malino, Kabupaten Gowa, dan saat ini keberadaannya masih dalam pemantauan.

Pembinaan

Kemenag bersama MUI dan ormas keagamaan setempat akan memastikan Petta Bau dan para pengikutnya akan mendapatkan pembinaan.

Bisa jadi kemunculan dan penyebaran ajaran ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman agama mereka. Diharapkan pemimpin dan para pengikut ajaran tersebut kembali ke Islam yang sebenarnya.

Tag Tarekat Ana' Loloa ajaran sesat ajaran sesat sulsel petta bau

Terkini