Faye Hasian Cucu Luhut Pandjaitan Ternyata Dapat Beasiswa 'Diam-Diam' di Tsinghua University

Faye Hasian Simanjuntak lulus dari Tsinghua University dengan beasiswa "diam-diam" menjadi perhatian di media sosial. Faye adalah cucu dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

Ayah Faye Hasian adalah Jenderal (TNI) Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Cerita Faye dapat beasiswa dari Tsinghua University Beijing berawal dari sang opung atau kakek dalam bahasa Batak. Luhut B Pandjaitan menceritakan bahwa ia tengah mengantar cucuknya saat wisuda di Tsinghua University.

Baca Juga: Sederet PR Jenderal Maruli Simanjuntak usai Jabat KSAD

Cerita Beasiswa dari Tsinghua University

Faye Hasian Simanjuntak. (Instagram @luhut.pandjaitan)

Di unggahan media sosialnya, Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan bagaimana cucunya Faye tumbuh sebagai seorang yang mandiri. Faye diceritakan sebagai anak yang ingin lepas dari pengaruh kakek dan ayah yang memiliki jabatan di pemerintahan.

Baca Juga: Ini Dia Sosok Danjen Kopassus yang Baru

Termasuk dalam hal memilih universitas. Luhut menyebut Faye tak memberitahu satu pun keluarganya saat melamar beasiswa itu.

"Suatu hari, tanpa sepengetahuan kami, ternyata Faye mendaftar dan akhirnya diterima di program beasiswa Schwarzman Scholars di Tsinghua University. Ia tidak meminta rekomendasi dari satu pun anggota keluarga. Tiba-tiba, ia mengabari bahwa ia akan wawancara di New York Dan seluruh biayanya ditanggung penuh," tulis Luhut yang mantan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) ini.

Luhut mengaku bangga Faye akhirnya lolos seleksi beasiswa dari ribuan pelamar seluruh dunia. Dari puluhan ribu pendaftar global, hanya sekitar 3-5% atau 100-200 anak yang diterima beasiswa tiap tahunnya.

Harapan Luhut

Luhut B Pandjaitan bersama keluarga. (Instagram @luhut.pandjaitan)

Luhut berharap, banyak anak-anak Indonesia yang bisa meraih beasiswa unggulan dunia seperti Schwarzman Scholar. Beasiswa seperti ini, menurut Luhut tak sekedar soal pendidikan tapi juga bisa membuka jejaring global yang sangat luas, lintas disiplin, dan lintas budaya.

Di angkatan Faye saja, terdapat peserta dari Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, Australia, Singapura, hingga Afrika.

"Hari ini, ketika nama Faye dipanggil ke atas panggung, tak sadar air mata saya menetes. Ada haru dan bangga menyatu di dada. Cucu kebanggaan saya berhasil lulus dari 12 kampus terbaik di dunia," tulis Luhut.

Selain itu, Luhut juga berharap agar Faye selalu mengingat nasihatnya yang sering diucapkan. Bahwa sejauh apa pun melangkah, ke mana pun belajar, dan di forum mana pun berbicara, jangan pernah lupa bahwa negeri ini adalah tanah kelahiranmu.

"Disinilah tempat kelak mengabdi, membangun, dan menanam kembali semua ilmu dan nilai yang engkau pelajar," katanya.