Feri Kandas di Dekat Pulau Jindo, 267 Penumpang Selamat: Korea Selatan Kerahkan Code Red
Ketegangan menyelimuti perairan lepas pantai barat Semenanjung Korea pada Rabu malam ketika sebuah kapal feri yang mengangkut 267 orang, termasuk awak kapal, dilaporkan kandas.
Insiden terjadi setelah kapal tersebut menabrak gugusan karang di sekitar Pulau Jindo, lokasi yang punya resonansi emosional kuat bagi masyarakat Korea Selatan.
Respons cepat langsung datang dari level tertinggi pemerintahan. Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, yang saat itu tengah melakukan kunjungan kenegaraan di Timur Tengah, segera mengeluarkan instruksi darurat.
Mengutip Yonhap, Presiden memerintahkan pengerahan seluruh sumber daya untuk memastikan keselamatan penumpang serta mencegah terjadinya tragedi kemanusiaan.
Penjaga Pantai Korea (Korea Coast Guard) pun bergerak cepat mengepung lokasi kejadian. Hingga laporan terakhir, otoritas memastikan tidak ada korban jiwa.
Evakuasi Berlangsung Lancar di Tengah Cuaca Bersahabat
Berbeda dengan suasana darurat pada umumnya, kondisi alam kali ini terpantau cukup bersahabat. Cuaca cerah dan angin yang tenang membantu proses evakuasi berlangsung tanpa hambatan berarti.
Rekaman visual yang beredar menunjukkan pemandangan yang relatif menenangkan di tengah situasi krisis. Haluan kapal tampak tersangkut kokoh di tepi pulau berbatu kecil, sementara badan kapal masih berdiri tegak di atas permukaan air.
Para penumpang terlihat tenang dan berdiri rapi mengenakan rompi pelampung oranye sembari menunggu giliran dipindahkan ke kapal penyelamat yang perlahan mendekat.
Trauma Sewol Buat Protokol Darurat Dikerahkan Maksimal
Kapal Feri Korea Selatan (Independent.co.uk)
Industri pelayaran Korea Selatan sudah lama berada di bawah bayang-bayang tragedi. Transportasi laut, termasuk kapal feri, merupakan urat nadi mobilitas di negara yang memiliki ribuan pulau kecil tersebut.
Namun, setelah tragedi besar satu dekade lalu, pemerintah melakukan reformasi total terhadap regulasi keselamatan maritim mulai dari pembatasan muatan, pengetatan usia kapal, hingga simulasi penyelamatan yang lebih intensif bagi awak kapal.
Akibat trauma mendalam yang masih membekas, setiap insiden sekecil apa pun kini langsung memicu protokol darurat tingkat tinggi (Code Red).
Publik dan pemerintah sama-sama menolak kelengahan sekecil apa pun terkait manajemen keselamatan laut. Kepercayaan publik pun perlahan dipulihkan melalui transparansi dan kecepatan respons, seperti yang terlihat dalam penanganan insiden kali ini.
Dekat Lokasi Tragedi Sewol, Kekhawatiran Publik Menguat
Keadaan kapal feri (adaderana.lk)
Kedekatan lokasi insiden dengan titik karamnya Feri Sewol pada 2014 memicu kekhawatiran tersendiri. Tragedi memilukan tersebut menewaskan lebih dari 300 orang, mayoritas siswa sekolah menengah yang tengah melakukan perjalanan darmawisata.
Peristiwa itu menjadi salah satu luka kolektif terdalam di Korea Selatan dan mendorong reformasi maritim besar-besaran.
Beruntung, kesigapan petugas dan kondisi cuaca yang mendukung pada insiden Rabu malam kali ini berhasil menghindarkan Korea Selatan dari terulangnya tragedi serupa.