Film Years of Living Dangerously Kembali Disorot di Tengah Bencana Sumatera
Rangkaian banjir dan longsor yang melanda Sumatera dan Aceh belakangan ini kembali membuka pembicaraan tentang kondisi hutan di kawasan tersebut.
Banyak pihak menilai bahwa bencana ini tak hanya dipicu cuaca ekstrem, tetapi juga berkaitan dengan deforestasi yang sudah berlangsung lama.
Dugaan ini makin kuat karena banjir yang terjadi membawa kayu gelondongan serta lumpur tebal.
Baca Juga: Heboh Aksi Zulkifli Hasan Bantu Korban Banjir Sumatera, Warganet Colek Harrison Ford
Kondisi tersebut menjadi tanda visual bahwa hutan di bagian hulu sungai atau lereng bukit telah mengalami kerusakan serius.
Dokumenter yang Mengungkap Dampak Nyata Krisis Iklim
Baca Juga: Mendagri Ungkap Kenapa Banjir Sumatera Tak Ditetapkan Bencana Nasional, Ini Alasannya
Peristiwa ini mengingatkan masyarakat pada film dokumenter Years of Living Dangerously, terutama episode yang menampilkan Harrison Ford sebagai koresponden.
Years of Living Dangerously adalah serial dokumenter asal Amerika Serikat yang menyoroti isu perubahan iklim global dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Tayang perdana pada 2014, serial ini dikenal berkat pendekatan investigatif dan penyajian cerita dari berbagai tokoh, termasuk wartawan dan selebritas internasional.
Harrison Ford menjadi koresponden pada episode pertama berjudul “Dry Season”, yang berfokus pada isu Indonesia: sawit, deforestasi, dan emisi.
Bencana alam banjir yang kini melanda Sumatera dan Aceh. [Instagram]
Dalam episode tersebut, Ford melakukan perjalanan ke Sumatera dan Kalimantan untuk melihat langsung bagaimana industri kelapa sawit memicu pembukaan lahan besar-besaran, kebakaran hutan, dan hilangnya hutan hujan tropis.
Puncak emosional terjadi ketika Ford melakukan pemantauan udara dengan helikopter di atas Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Pemandangan kawasan konservasi yang berubah menjadi lahan gundul dan wilayah konsesi ilegal membuatnya terkejut dan marah.
Konfrontasi Harrison Ford dan Teguran yang Kini Viral Lagi
Pertemuan tegang antara Harrison Ford dan Zulkifli Hasan yang kini kembali viral. [Instagram]
Bagian paling diingat dari episode ini adalah pertemuan Harrison Ford dengan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan saat itu (2009–2014).
Harrison Ford datang membawa data serta kemarahan setelah melihat langsung kerusakan hutan.
Ia menuntut penjelasan pemerintah terkait pembalakan liar, korupsi, hingga rusaknya kawasan konservasi seperti Tesso Nilo.
Ketika Harrison Ford menyampaikan kritik, Zulkifli Hasan merespons dengan senyum kecil dan tawa.
Reaksi itu dianggap Harrison Ford sebagai bentuk meremehkan persoalan, sehingga ia langsung menegur dengan nada tinggi.
Kalimat Harrison Ford yang kemudian kini viral kembali berbunyi, “It’s not funny! Only 18% of it remains!”
Adegan tersebut menjadi sorotan media internasional dan Indonesia karena memperlihatkan betapa seriusnya persoalan deforestasi, sekaligus menunjukkan tekanan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam merespons isu lingkungan yang mencuat di mata dunia.