Daerah

Gali Parit Berujung Petaka, Jalan Pacuan Kuda di Bener Meriah Amblas Seketika

04 Desember 2025 | 11:44 WIB
Gali Parit Berujung Petaka, Jalan Pacuan Kuda di Bener Meriah Amblas Seketika
kolase jalanan amblas(instagram/momen_idn)

Sebuah insiden infrastruktur terjadi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, ketika ruas Jalan Pacuan Kuda tiba-tiba amblas pada Rabu, 3 Desember 2025.

rb-1

Peristiwa yang terekam kamera dan viral di berbagai platform media sosial ini justru terjadi saat pengerjaan proyek mitigasi bencana berupa pembuatan parit atau drainase air hujan sedang berlangsung.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @muhammad_azhar12 dan dibagikan ulang oleh @momen_idn, tampak alat berat (ekskavator/beko) sedang menggali sisi kanan badan jalan.

rb-3

Proyek tersebut bertujuan memperlancar aliran air hujan agar tidak menggenangi permukiman warga di tengah meningkatnya curah hujan.

Namun, pengerjaan ini diduga tidak mempertimbangkan karakteristik tanah di bawah aspal. Struktur tanah yang dominan pasir membuat pondasi jalan menjadi labil dan mudah tergerus ketika proses penggalian dilakukan.

“Pekerjaan tersebut tidak memperhitungkan kondisi tanah di bawah badan jalan yang ternyata berupa pasir dan sangat mudah tergerus,” tulis akun @momen_idn dalam keterangannya, dikutip Kamis (4/12/2025).

Akibat minimnya perhitungan teknis, aspal kehilangan penopangnya dan langsung runtuh. Warga serta pengendara yang berada di lokasi terlihat panik dan berlarian menjauh setelah menyadari tanah mulai bergerak turun.

Kejadian ini membuat akses utama di Jalan Pacuan Kuda terganggu dan menambah kekhawatiran di tengah cuaca ekstrem.

Aceh dalam Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Kolase Detik Detik Jalanan Amblas (instagram.com/momen_idn)Kolase Detik Detik Jalanan Amblas (instagram.com/momen_idn)

Insiden amblasnya ruas jalan di Bener Meriah ini tidak dapat dilepaskan dari situasi cuaca buruk yang melanda sebagian besar wilayah Aceh menjelang akhir tahun.

Provinsi ini tengah berada dalam bayang-bayang bencana hidrometeorologi basah seiring tingginya curah hujan yang memicu banjir dan tanah longsor di banyak daerah.

Topografi Aceh yang beragam mulai dari pesisir hingga pegunungan curam membuat tingkat kerawanan bencana semakin kompleks. Daerah dataran tinggi seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues rentan mengalami tanah longsor dan pergerakan tanah.

Struktur tanah vulkanik yang gembur mudah menjadi jenuh air saat hujan deras, sehingga pemicu kecil seperti penggalian parit dapat menghasilkan kerusakan besar, seperti yang terjadi di Jalan Pacuan Kuda.

Sementara itu, wilayah pesisir dan dataran rendah seperti Aceh Utara, Aceh Tamiang, hingga Aceh Jaya berulang kali dilanda banjir akibat luapan sungai. Ribuan warga terpaksa mengungsi, dan kejadian ini menjadi siklus tahunan yang terus membebani masyarakat.

Peringatan Keras untuk Evaluasi Pembangunan Mitigasi

Ilustrasi Jalanan Amblas (Pixabay)Ilustrasi Jalanan Amblas (Pixabay)

Amblasnya jalan saat proyek mitigasi berjalan menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah, kontraktor, dan pihak terkait lainnya.

Pembangunan infrastruktur pengendali banjir di tengah musim penghujan harus dilakukan dengan kajian teknis dan geologis yang matang, termasuk analisis kondisi tanah, daya dukung pondasi, serta potensi pergeseran akibat hujan.

Upaya pencegahan bencana seharusnya tidak justru berbalik membahayakan masyarakat. Karena itu, warga berharap pemerintah tidak hanya melakukan perbaikan darurat, tetapi juga mengevaluasi seluruh titik rawan bencana di Aceh agar kejadian serupa tidak terulang.

Tag Jalan Pacuan Kuda amblas Bener Meriah Aceh Proyek drainase Aceh

Terkait