FTNews, Jakarta – Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (GEMPITA) siap dan berkomitmen memenangkan sosok anak muda menjadi pemimpin bangsa. Semangat anak muda anak membawa perubahan di bangsa ini.
Dewan Pengarah GEMPITA A.S Kobalen menegaskan hal itu usai peresmian Kantor DPP GEMPITA, di Jakarta, Selasa (12/12).
Selain peresmian kantor, DPP GEMPITA menyerahkan pataka dan mandat pemenangan ke sejumlah perwakilan GEMPITA di daerah. Mendukung pemenangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hadir pula Ketua Dewan Pengarah GEMPITA Habib Luthfi bin Yahya dalam acara tersebut. Ulama karismatik yang juga mendukung capres-cawapres nomor 2.
Kehadiran GEMPITA memberi warna. Bagian dari anak bangsa yang tidak tinggal diam tidak hanya berpangku tangan.
“GEMPITA punya satu prinsip tidak ingin menuntut apa yang negara ini berikan kepada kami. Tapi kami bertanya pada diri kami apa yang kami berikan pada bangsa ini,†katanya di Jakarta, Selasa (12/12).
Sehingga lanjutnya, GEMPITA berkomitmen memenangkan pasangan capres-cawapres nomor 2.
“Yang pasti kami berjuang sekuat tenaga menghantarkan pendekar 08 kami menjadi presiden ke-8. Mengantarkan Prabowo dari Kertanegara ke Istana Negara itu cita-cita GEMPITA sehingga ini lahir aspirasi bersama,†paparnya.
Targetkan Satu Putaran
Suntikan semangat Habib Luthfi pada GEMPITA pun mendorong upaya pemenangan satu putaran. GEMPITA wujudkan dengan kerja keras. Tidak menghujat lawan. Karena kandidat lain ada saudara, putra-putra bangsa yang baik.
“Seperti amanah bapak Prabowo, jadi ini jangan dijadikan ajang permusuhan. Rekonsialiasi pak Prabowo dan Jokowi adalah budaya yang dikagumi bangsa,†ucapnya.
Selaras dengan itu, GEMPITA juga punya fokus menyentuh pemilih milenial dengan menghadirkan calon pemimpin anak muda.
Kobalen menyebut, 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda berkumandang. Lalu lenyap tertidur dan 95 tahun kemudian kekuatan naluri pemuda bangkit karena Prabowo dan Jokowi yang memberikan kesempatan pada generasi muda.
Bahkan bagi GEMPITA, Prabowo dan Jokowi bukan hanya pemimpin tapi lebih kepada sosok negarawan.
Ia menjelaskan, pemimpin adalah orang-orang yang menyiapkan dirinya berjuang dengan usaha dan dana untuk menjadikan dirinya pemimpin.
Sedangkan negarawan, semaksimal mungkin menyiapkan kader-kader melanjutkan kepemimpinannya. Jelas ini dua hal yang berbeda.
