Geram Deforestasi Sebabkan Banjir Sumatera, Prilly Latuconsina: Keserakahan Manusia!
Aktris ternama Prilly Latuconsina menyampaikan keprihatinan mendalam terkait bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera baru-baru ini. Sebagai figur publik, Prilly tak bisa menyembunyikan rasa sedih melihat dampak kerusakan lingkungan yang terjadi.
Bintang film Budi Pekerti itu menilai bencana yang terjadi bukanlah fenomena alam yang datang tiba-tiba tanpa sebab. Menurutnya, ada faktor ulah manusia di balik musibah tersebut, khususnya terkait alih fungsi lahan.
“Makanya aku melihatnya sedih banget sih, karena musibah yang ada itu enggak datang tiba-tiba kan? Ini adalah musibah yang datang karena keserakahan manusia,” ujar Prilly Latuconsina ketika ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Baca Juga: Korban Meninggal Bencana Sumatera Tembus 807 Jiwa, Pemerintah Akui Faktor Kerusakan Lingkungan
Prilly secara spesifik menyoroti praktik deforestasi atau penggundulan hutan yang masif demi kepentingan industri, salah satunya perkebunan kelapa sawit. Hilangnya pohon-pohon penyangga, menurutnya, membuat wilayah tersebut semakin rentan terhadap bencana.
“Di mana banyak hutan yang digunduli demi kelapa sawit dan lain-lain,” ucap Prilly.
Baca Juga: Anggota DPR RI Kritik Menhut Raja Juli Antoni: Kalau Tidak Mampu Mundur
Tak hanya mengkritik, kekasih Omara Esteglal itu juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga lingkungan. Ia mengimbau agar media sosial dimanfaatkan sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya pelestarian alam.
Prilly Latuconsina mengakui adanya deforestasi masif demi kepentingan industri. []Instagram
“Jadi ya mulai dari sekarang, kita sebagai rakyat Indonesia yang baik kayaknya udah harus mulai mengedukasi di sosial media kita juga, pentingnya menjaga hutan. Menjaga hutan, menjaga pohon,” tuturnya.
Prilly juga menitipkan pesan kepada pemerintah. Ia berharap para pemangku kebijakan memiliki visi yang sama dengan masyarakat dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup.
“Harapannya, pemerintah bisa punya pikiran dan visi yang sama seperti kita, rakyat Indonesia yang ingin menjaga hutan dan bumi,” pungkasnya.
Berdasarkan data terbaru, deforestasi netto di Sumatera pada tahun 2024 mencapai 78.030,6 hektare, dengan tren meningkat di beberapa provinsi sejak 2019.
Penggundulan hutan tercatat makin masif beberapa tahun terakhir.
Forest Watch Indonesia (FWI) mencatat kenaikan tajam deforestasi di Sumatera hingga 222.360 hektare, meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) juga mencatat bahwa deforestasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah mencapai 1,4 juta hektare sejak 2016.
Penyebab utama penggundulan hutan di Sumatera sebagian besar terkait aktivitas manusia, terutama konversi lahan untuk perkebunan, pertanian, dan pemanfaatan kawasan hutan.