Giliran MUI Komentari Anggapan Pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya Tak Sah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak mau ketinggalan mengomentari dugaan pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya tidak sah gara-gara ijab kabul yang diucapkan sang aktor saat akad nikah pada 7 Mei lalu.

Komisi Dakwah MUI, Rahmat Zailani Kiki mengatakan bahwa jeda beberapa detik saat Maxime mengucapkan kabul atas ijab dari wali nikah Luna, Tipi Jabrik tidak membuat ijab kabul tersebut tidak saha.

"Saya menganggap keliru karena di video itu, saya juga lihat ustaz itu mengatakan jedanya itu tiga detik. Nah, dianggap itu menyalahi ketentuan," kata Rahmat seperti dikuti dari video YouTube, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga: Link Live Streaming Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier

Proses ijab kabul pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya. (YouTube)

Rahmat merujuk pada sebuah Kitab Majmu Syahrul Muhazzab dimana Imam Nawawi menyatakan bahwa jeda seperti orang menahan napas dan menelan ludah diperbolehkan saat ijab kabul.

"Di kitab itu dijelaskan jedanya itu seperti orang yang menahan napas dan menelan ludah, tidak menyebut durasi waktu. Dan orang itu masing-masing punya faktor yang berbeda ya, kemampuan yang berbeda" papar Rahmat.

Pernyataan Rahmat ini sejalan dengan apa yang diutarakan Habib Jafar Husein Al Hadar. Lewat sebuah video di Instagramnya, Habib asal Jawa Timur itu menyatakan tidak masalah ada jeda saat ijab kabul, asal tidak disela dengan hal lain.

Baca Juga: Luna Maya Rayakan Ultah Hari Ini, Maxime Bouttier Kasih Pesan Manis

Habib Jafar pun ikut menjelaskan jeda saat ijab kabul dalam hukum Islam. (Instagram)

"Islam itu agama fitrah alias agama yang manusiawi sehingga menurut Imam Nawawi, tidak masalah ada jeda dalam akad nikah, selama tidak diisi dengan sesuatu lain di luar akad nikah itu dan tidak terlampau lama," tutur Habib Jafar.

"Mengapa tidak boleh ada jeda panjang? Menurut Syekh Wahbah Suhaili, hikmahnya adalah karena akad nikah itu isinya ijab, yang artinya adalah pertanyaan berisi pernyataan dan kabul yang maknanya adalah jawaban dari mempelai pria atas wali yang menikahkan mempelai perempuan. Karena itu jawaban harus disegerakan ketika pertanyaan sudah dilontarkan," lanjut Habib Jafar.

"Sekaligus sebagai simbol bahwa pengantin laki-laki tidak ada keraguan atau yakin atas pernikahan yang sedang dia jalani," pungkasnya.