Gus Yahya Diguncang Skandal! PBNU Beri Ultimatum 3 Hari: Mundur atau Dicopot!
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), tengah berada dalam pusaran kontroversi besar yang mengguncang tubuh Nahdlatul Ulama.
Desakan agar dirinya mundur mencuat setelah sejumlah kebijakan dan rekam jejak diplomasi luar negerinya kembali dipersoalkan, terutama terkait Israel. Berikut kronologi lengkapnya.
Pertemuan Gus Yahya dengan PM Israel Netanyahu (2018)
Baca Juga: Pengukuhan Pengurus NU, Langkah Awal Wujudkan Kepedulian Lingkungan
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). [Instagram]Pada 10–14 Juni 2018, Gus Yahya melakukan kunjungan pribadi ke Israel untuk menghadiri forum global yang digelar American Jewish Committee (AJC). Dalam kesempatan itu, ia bertemu langsung dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Gus Yahya menyatakan bahwa misinya adalah mendorong dialog, membangun komunikasi antaragama, serta membuka pendekatan baru dalam isu kemanusiaan Israel–Palestina.
Namun langkah tersebut memicu kecaman luas dari publik Indonesia yang menilai pertemuan itu menyakiti solidaritas umat Islam pada perjuangan kemerdekaan Palestina. Kontroversi ini terus melekat hingga kini.
Baca Juga: Ketum PBNU Nilai 212 Gerakan Politik Mengatasnamakan Agama
Undangan untuk Tokoh Pro-Zionis di AKN NU (2025)
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). [Instagram]Kontroversi baru muncul pada 2025 saat Gus Yahya mengundang seorang tokoh yang dianggap berafiliasi dengan jaringan Zionisme internasional sebagai pembicara di Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Keputusan itu memicu:
Protes dari internal PBNU
Kekhawatiran akan penyimpangan nilai Ahlusunah wal Jamaah
Sorotan publik terkait kedekatan dengan figur berbau Zionisme
Sebagian besar warga NU menganggap langkah tersebut tidak sejalan dengan sikap NU yang secara historis mendukung Palestina.
PBNU Beri Ultimatum: Tiga Hari untuk Mundur (November 2025)
Situasi memuncak pada November 2025 ketika Rapat Harian Syuriah PBNU mengeluarkan ultimatum: Gus Yahya diberi waktu tiga hari untuk mengajukan pengunduran diri, atau ia berpotensi dicopot dari jabatan Ketum PBNU.
Tekanan semakin kuat karena:
Kembali mencuatnya isu kedekatan dengan Israel
Kritik atas keputusan strategis yang dianggap merusak citra PBNU
Muncul dugaan salah kelola keuangan di tubuh organisasi
Krisis internal ini menciptakan ketegangan besar di organisasi Islam terbesar di dunia tersebut.
Gus Yahya Menolak Mundur: Keputusan Sepihak!
Meski dihadapkan pada ultimatum keras, Gus Yahya menolak mundur. Ia beralasan keputusan Syuriah PBNU diambil tanpa memberi ruang klarifikasi atau dialog terbuka.
Gus Yahya menegaskan langkah diplomasi yang ia lakukan bertujuan mendukung perdamaian global. Ia tidak berniat merusak prinsip perjuangan Palestina.
Semua pihak diminta tetap tenang dan menjaga persatuan Nahdliyin. Penolakannya membuat situasi semakin dinamis dan memecah konsentrasi organisasi.
Kontroversi ini tak hanya menggetarkan Indonesia, tetapi juga menarik perhatian media internasional.
Beberapa media asing memberitakan kisruh Gus Yahya, mencerminkan betapa sensitif dan strategisnya posisi PBNU sebagai organisasi Islam dengan anggota terbesar di dunia.