Harga Emas Anjlok, Tapi Pekan Ini Bisa Melejit Lagi? Ini Kata Ahli
Ia menambahkan, negosiasi antara Partai Republik dan Demokrat mengenai batas pendanaan federal akan menjadi kunci.
Jika tercapai kesepakatan, risiko ekonomi bisa berkurang. Semakin lama shutdown berlangsung, semakin besar pula beban utang pemerintah.
Konflik Dunia dan Ekonomi Asia Ikut Dorong Harga Emas
Ilustrasi harga emas naik. [Gemini]
Selain faktor kebijakan moneter AS, gejolak geopolitik global juga menjadi pendorong harga emas.
Di Timur Tengah, Israel kembali melancarkan serangan ke Hamas di Gaza, sementara Iran masih aktif memperkaya uranium.
Di Eropa, Ukraina menyerang pangkalan minyak utama Rusia di pelabuhan Tuapse yang mengekspor ke China, Malaysia, dan Turki, sehingga produksi sempat terhenti.
Sementara di Amerika Latin, ketegangan meningkat usai Donald Trump menyebut potensi serangan udara ke Venezuela, meski akhirnya ditunda.
Situasi ini menandakan risiko konflik global meningkat, dan biasanya kondisi seperti ini menjadi pendorong utama naiknya harga emas.
Selain itu, aktivitas manufaktur China yang menurun juga memicu spekulasi bahwa Beijing dan bank sentralnya akan meluncurkan stimulus serta memangkas suku bunga, yang turut memperkuat harga logam mulia ini.
Berdasarkan analisis teknikal, Ibrahim memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$ 3.935 hingga US$ 4.080 per ons troi pada perdagangan sejak Senin (3/11/2025).
Sementara untuk sepekan, harga diproyeksikan bergerak di level support US$ 3.863 dan resistance US$ 4.145.
Ada peluang besar harga emas menembus level US$ 4.292 pada November ini.