Harga Emas Dunia Siap Meledak, Kini Investor Ramai-ramai Berebut Logam Mulia
Harga emas dunia diperkirakan bergerak liar pada pekan depan. Logam mulia ini berpotensi menembus level fantastis di kisaran US$4.133 per troy ons, di tengah gejolak politik dan ekonomi global yang kian tak menentu.
Pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan harga emas sempat ditutup di level US$4.001 per troy ons Sabtu 8 November 2025. Namun pergerakannya masih akan fluktuatif dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Senin 18 Agustus 2025
Jika melemah, support pertama di US$3.934 dan support kedua di US$3.837 per troy ons.
Namun jika menguat, harga bisa mencapai US$4.063 hingga US$4.133 per troy ons.
Ketegangan Politik AS Tekan Dolar, Emas Jadi Pelarian
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, Hampir Rp2 Juta per Gram
Ilustrasi harga emas melejit. [Gemini]
Menurut Ibrahim, gejolak politik di Amerika Serikat menjadi faktor utama penggerak harga emas.
Penutupan pemerintahan federal AS yang sudah memasuki minggu keenam tercatat sebagai yang terlama dalam sejarah.
Sekitar 750 ribu pegawai federal tidak menerima gaji, dan sekitar 150 ribu pekerja terkena PHK. Kondisi ini berdampak besar terhadap ekonomi Amerika.
Situasi tersebut memperbesar kemungkinan Bank Sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga pada Desember mendatang.
Meski begitu, Ibrahim menilai langkah itu tidak akan dilakukan setiap bulan, karena masih menunggu rilis data tenaga kerja dan inflasi.
Ketidakpastian data ekonomi membuat investor panik. Banyak saham di Wall Street rontok, terutama di sektor teknologi dan komoditas.
Karena itu, emas kembali dilirik sebagai aset aman.
China Melemah, Konflik Rusia-Ukraina Bikin Emas Makin Bersinar
Harga emas diprediksi bakal terus naik hingga beberapa hari ke depan. [Gemini]
Dari Asia, ekspor China tercatat menurun akibat tarif dagang tinggi dari Amerika Serikat.Situasi semakin panas setelah Donald Trump menolak ekspor chip teknologi ke Beijing.
Pertemuan Trump dan Xi Jinping di KTT ASEAN maupun APEC hanyalah sandiwara politik. Hubungan dua negara itu sebenarnya makin tegang.
Di Eropa, konflik Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Kedua negara masih saling melancarkan serangan, memicu kekhawatiran pasar global.
Selama ketegangan geopolitik dan ekonomi belum reda, emas akan tetap menjadi pilihan utama investor.