Hari Peduli Sampah Nasional: Yuk Belajar Pilah Sampah!
Teknologi

FTNews - Setiap tanggal 21 Februari, Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktifâ€.
Dalam peringatan ini, KLHK menyelenggarakan kegiatan dari bulan Februari hingga Maret 2024. Selama kegiatan ini berjalan, KLHK bekerja sama dengan berbagai lembaga mulai dari pemerintahan hingga organisasi lainnya.
“Perlu perhatian dan kepedulian yang tinggi untuk mengatasi timbulan sampah tersebut karena volumenya cukup besar,†jelas Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, baru-baru ini.Â
Baca Juga: Matepad 11, Perangkat Huawei untuk Semua Kalangan
Menurutnya, sampah-sampah tersebut sebaiknya tidak langsung dibuang ke TPA. Namun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku daur ulang atau dapat digunakan kembali.
Oleh karena itu, kegiatan memilah sampah itu sangat penting untuk memudahkan mengurangi tumpukan sampah tersebut. Kita dapat melakukan hal ini dari lingkungan rumah saja.
Berikut cara-cara memilah sampah di rumah kalian menurut Zero Waste Indonesia:
Baca Juga: Rem Bermasalah, Tesla Tarik Truk Semi dari Peredaran
Sampah Organik
Ilustrasi sampah organik. Foto: canva
Sampah organik merupakan sampah-sampah dengan bahan yang mudah terurai secara alami. Biasanya, sampah-sampah ini masih bersifat alami seperti dedaunan, makanan, ranting, dan lain sebagainya.
Sampah organik juga terbagi menjadi dua kategori, yaitu sampah organik basah dan kering.
Untuk sampah organik basah, biasanya berasal dari sisa makanan seperti kuah, kaldu, tulang belulang, dan sisa makanan yang mengandung air lainnya.
Sementara itu, sampah organik kering biasanya seperti, dedaunan, ranting, sayuran yang belum dimasak, kulit buah, dan berbagai macam lainnya.
Untuk mengolah sampah-sampah ini, kita dapat melakukannya di rumah saja.
Seperti sampah organik basah, kita dapat memberikannya ke hewan peliharaan atau kuburkan di dalam tanah agar dapat terurai dan terhindar dari serangan ulat dan belatung.
Untuk sampah kering, kita dapat menjadikan sampah-sampah ini menjadi pupuk kompos. Selain itu, kita dapat menjadikan sisa sayuran sebagai kaldu sayuran atau dapat kita tanam kembali seperti daun bawang, seledri, dan lain sebagainya.
Sampah Anorganik
Ilustrasi sampah plastik. Foto: canva
Sampah anorganik merupakan sampah yang sulit terurai secara alami. Oleh karena itu, pengolahan sampah-sampah ini membutuhkan penanganan khusus.
Sampah-sampah ini biasanya seperti plastik, kaleng, kertas, dan lain sebagainnya.
Untuk sampah-sampah seperti kemasan kaleng atau plastik, kita dapat memilah sampah tersebut dan menyetornya ke bank sampah. Selain itu, kita dapat menggunakan ulang sampah-sampah tersebut, seperti sampah botol plastik menjadi ecobrick.
Tetra pack adalah kemasan makanan atau minuman yang berbahan dasar karton. Sampah-sampah ini seperti kotak minuman kemasan pada umumnya.
Sampah ini cukup kita berikan ke bank sampah atau dropbox yang menerima kemasan karton.
Untuk sampah elektronik seperti baterai, powerbank, remote TV, dan lain sebagainya, tidak dapat dibuang secara sembarangan. Peralatan-peralatan ini berbahaya karena mengandung energi listrik yang dapat memicu musibah.
Pembuangan sampah elektronik harus ke tempat yang dapat menerima limbah elektronik untuk mencegah hal yang kita tidak inginkan.
Sampah B3
Ilustrasi sampah bahan berbahaya dan beracun. Foto: canva
Sampah B3 atau sampah bahan berbahaya dan beracun tidak dapat dibuang secara sembarangan. Contohnya adalah obat-obatan yang sudah lewat masa kedaluwarsanya.
Untuk pengolahan sampah ini, kita dapat menyerahkan obat-obatan tersebut ke puskesmas atau rumah sakit yang dapat mengolah sampah ini. Biasanya kita akan terkena biaya atas pengolahan ini.