Heboh, Ditemukan Paru Sapi Kurban Bertuliskan Nama Orang di Tangsel

Kehebohan warnai warga Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), setelah temukan paru sapi kurban bertuliskan nama orang.
Paru sapi kurban bertuliskan nama seseorang: 'Muhammad Musofa bin Jalal itu ditemui saat proses penyembelihan hewan kurban, Minggu (9/6/2025) kemarin.
Peristiwa tak biasa itu terekam dalam video yang beredar luas di media sosial.
Baca Juga: Kesal Warisan Diduga Digadaikan, Adik Bacok Kakak hingga Tewas di Tangsel
Dalam rekaman, sejumlah panitia kurban terlihat memegang potongan paru yang di permukaannya tertera nama lengkap seseorang dengan huruf kapital berwarna hitam.
Ditemukan Saat Menyeset Bagian Dalam Sapi Kurban
Heboh temuan paru hewan kurban bertuliskan nama seseorang di Tangsel. [Instagram]
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) setempat, Suhada, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyebut nama itu pertama kali terlihat saat panitia tengah melakukan proses penyesetan bagian dalam sapi kurban.
Baca Juga: Komika Marshel Widianto Maju jadi Calon Wakil Walkot Tangsel 2024
"Ketika penyesetan dilakukan oleh Bapak Warman, ada keajaiban. Tiba-tiba terlihat tulisan 'Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti', semuanya dalam huruf kapital," ujar Suhada kepada wartawan, kemarin.
Warman, yang menjadi saksi pertama penemuan itu, sempat mencoba menghapus tulisan tersebut, namun tidak berhasil.
"Naluri saya, saya gesek pakai jari. Tapi nggak berubah, nggak hilang," kata Warman. "Langsung saya lapor ke Ketua."
Menurut Suhada, tulisan itu bukan buatan manusia dan diyakini bukan hasil rekayasa dari pihak manapun, baik pemilik hewan maupun panitia.
"Saya yakini ini bukan rekayasa, bukan buatan manusia. Apalagi sengaja dibuat oleh yang berkurban. Nauzubillah," tegasnya.
Nama Penyumbang Kurban Tahun Sebelumnya
Heboh temuan paru hewan kurban bertuliskan nama seseorang di Tangsel. [Instagram]
Yang lebih mengejutkan, nama yang tertera di paru tersebut bukan pemilik sapi kurban, melainkan seseorang yang hanya menyumbang satu ekor kambing pada Idul Adha tahun ini, yaitu Muhamad Musofa.
"Setelah saya sampaikan kronologi kepada beliau, Musofa langsung menangis. Saya juga tidak tahu ini pertanda apa," kata Suhada.
Pihak masjid memutuskan paru tersebut tidak akan dikonsumsi dan sedang mempertimbangkan langkah lebih lanjut agar temuan itu dapat dijadikan catatan bersejarah.
"Ini harus dilegendariskan. Kami akan diskusikan lebih lanjut bersama para pengurus dan mungkin para ahli. Tapi yang jelas, tidak akan kami konsumsi," pungkas Suhada.