Heboh Eko Patrio Kabur ke China saat Demo Besar-besaran, Benarkah?
Eko Patrio kabur ke China menjadi pembahasan publik saat terjadi demo besar-besaran di depan Gedung DPR RI di Jakarta pada tanggal 25-29 Agustus 2025.
Anggota DPR RI sekaligus komedian ini, diduga sedang berada di Guangzhou China untuk berbelanja.
Beredar foto dan laporan yang menyebutkan Eko Patrio terlihat sedang berbelanja di Guangzhou, China, bersama istrinya, sementara di Indonesia situasi demo di DPR makin memanas.
Baca Juga: Ratusan Personel Kepolisian Disiagakan Kawal Demo Penolakan Kenaikan BBM
Dalam foto tersebut, Eko terlihat mengenakan kemeja kuning dan memantau sekitarnya dengan waspada.
"Anggota DPR kita, Eko Patrio, sibuk berbelanja barang palsu di China dengan uang pembayar pajak Indonesia," tulis akun X Aurelia V dilihat FT News, Sabtu 30 Agustus 2025.
Kabar ini membuat publik dan warganet ramai mengecam karena dianggap tidak berempati terhadap keadaan rakyat yang sedang demo di tanah air.
Baca Juga: Giliran Buruh Demo DPR Kamis Besok, Apa Tuntutannya?
Sebelumnya, Eko juga sempat menjadi sorotan publik karena aksinya berjoget saat rapat di DPR yang dinilai tidak pantas di tengah keresahan masyarakat.
Benarkah Eko Patrio Kabur ke China?
Eko Patrio saat pemilihan. (Instagram)
Meski begitu hingga saat ini, kebenaran keberadaan Eko Patrio di China belum secara resmi dikonfirmasi, namun foto dan sejumlah laporan anonim yang beredar memperkuat dugaan tersebut.
Warganet pun ramai memberikan kolom komentar terkait dengan kabar Eko Patrio kabur ke China.
"Mereka udah start duluan hastag kabur aja dulu. Harusnya rakyat yang kabur malah DPR duluan yang kabur," tulis warganet.
"Joget lagi donk mas Eko," ucap warganet.
"Rakyat dibenturin sama polisi dari kemarin. Eh si DPR adem ayem WFH, plesiran, terima tunjangan dan gaji naik," balas warganet lainnya.
Demonstrasi menuntut pembubaran DPR meluas di berbagai wilayah Indonesia sejak akhir Agustus 2025.
Demonstrasi ini dipicu oleh protes terhadap usulan kenaikan gaji dan tunjangan baru anggota DPR yang dianggap berlebihan oleh publik, serta ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang semakin berat.
Aksi awal yang berlangsung di depan gedung DPR/MPR Jakarta pada 25 Agustus berlanjut hingga 28 Agustus dan mengalami kericuhan setelah polisi menembakkan gas air mata dan semprotan air untuk membubarkan massa.
Unjuk rasa ini melibatkan berbagai elemen masyarakat termasuk mahasiswa, buruh, dan ojek daring.
Mereka menuntut pencabutan sistem outsourcing, kenaikan upah minimum, penghentian PHK massal, dan reformasi pajak ketenagakerjaan.
Demo Merenggut Nyawa Ojol
Mako Brimob didemo. [FT News]
Kerusuhan makin meluas setelah tewasnya seorang pengemudi ojek daring bernama Affan Kurniawan yang tertabrak kendaraan polisi di lokasi aksi, yang menjadi pemicu tambahan kemarahan massa.
Demo kemudian menyebar ke wilayah lain di Indonesia, termasuk Medan, Bandung, Makassar, dengan massa turun ke jalan menuntut penolakan kebijakan baru tersebut.
Polisi bertindak dengan penangkapan terhadap beberapa demonstran yang melakukan perlawanan dan perusakan, namun juga membebaskan mereka setelah menandatangani pernyataan.
Situasi di dalam gedung DPR menjadi sepi karena pegawai dan anggota DPR menerapkan kerja dari rumah (WFH) selama puncak demonstrasi untuk menghindari konflik langsung dengan massa.