Imunoterapi, Alternatif Pengobatan Bagi Pasien Kanker
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Masyarakat Indonesia mengenal kemoterapi sebagai cara pengobatan pasien kanker. Kini, terdapat alternatif cara lain selain kemoterapi, yaitu imunoterapi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP menjelaskan, imunoterapi kini menjadi salah satu pilihan pengobatan kanker selain kemoterapi.
“Kemoterapi memasukkan obat-obat kimia ke dalam tubuh lalu dia menyerang sel kankernya, sedangkan imunoterapi bukan menyerang tumornya, melainkan menguatkan sel-sel darah putih untuk meningkatkan imun tubuh yang nanti akan menyerang sel kanker,†kata Aru dikutip Antara, Senin (25/9).
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Adapun kemoterapi melawan sel kanker pada tubuh pasien, namun memiliki efek buruk pada tubuh. Obat dalam kemoterapi dapat juga menyerang sel-sel sehat.
Sementara, imunoterapi bertujuan dalam meningkatkan kerja sistem imun atau kekebalan tubuh agar lebih kuat dalam melawan dan membunuh sel kanker.
Imunoterapi bisa dilakukan melalui penggunaan obat minum, infus, atau injeksi. Terapi ini dapat menghambat dan menghentikan perkembangan dan penyebaran sel kanker ke organ lain pada tubuh pasien.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Beberapa jenis kanker yang dapat ditangani melalui imunoterapi adalah kanker paru, darah, ginjal, kandung kemih, limfoma, dan kanker serviks.
“Kalau kemoterapi itu menurunkan daya tahan tubuh, kalau imunoterapi sebaliknya,†ujar Aru.
Namun demikian, bukan berarti terapi ini tak memiliki efek samping. Hal ini bukan soal mana yang lebih baik, kata Aru, melainkan bergantung serangkaian tes yang dokter lakukan kepada pasien.
“Terkadang juga saya merekomendasikan untuk melakukan keduanya,†kata dia.
Adapun biaya terapi ini tidak bisa dibilang murah. Estimasi harga perawatannya berkisar Rp100 juta untuk dua kali infus atau suntikan.