Indeks Merosot, Dunia Pendidikan Indonesia Darurat

FTNews, Jakarta – Baru-baru ini hasil penilaian program pelajar internasional atau Programme for Internasional Student Assessment (PISA) Indonesia memperlihatkan penurunan skor di beberapa elemen. Skor membaca, numerasi dan sains pelajar Indonesia menurun. Hal ini harus pemerintah antisipasi, jika tidak menjadi ancaman target Indonesia Emas 2045. 

Kondisi ini sangat berpengaruh 18 tahun ke depan. Indeks modal manusia Indonesia (human capital index) tidak akan tercapai. Kondisi pendidikan yang darurat ini harus dicari solusinya.

Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) Achmad Rizali meminta kepada Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) mengenai Perbaikan Mutu Pendidikan Nasional.

Instruksi presiden ini harapannya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional Indonesia. Caranya perbaiki kualitas generasi muda sejak dini.

“Melihat hasil PISA, sudah saatnya Presiden Jokowi lebih peduli pada pendidikan nasional. Harus ada kebijakan cepat dan revolusioner semacam Perppu dan Inpres untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional, mulai dari tingkat yang paling mendasar. Perppu ini sudah keharusan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi,” jelas Rizali dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu (9/12).

Data PISA terkait mutu pendidikan di Indonesia memperlihatkan, skor literasi pada tahun 2018 sekitar 371 lalu menurun menjadi 359 tahun 2022.

Dalam skor kompetensi matematika juga menurun, tahun 2018 skornya 379 menjadi 366 tahun 2022. Dan terakhir pada bidang sains, tahun 2018 memiliki skor 389 dan menurun menjadi 383 tahun 2022.

Dalam mengikuti tes asesmen, Indonesia juga tidak meningkat dalam kurun waktu 20 tahun tetap pada level terendah. Dengan mendominasi level 1 sekitar 82 persen siswa di Indonesia.

“Pendidikan nasional sedang tidak baik-baik saja. Negara tidak boleh berdiam diri dan membiarkan kompetensi manusia Indonesia semakin terpuruk. Harus ada upaya sistematis terstruktur dan masif untuk memperbaiki semua ini,” jelasnya.

BACA JUGA:   Antisipasi Aksi Tawuran, Polsek Senen Bakal Sebar Anggota di Lokasi Rawan

Ancaman Dunia Pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menargetkan sekitar 73 persen Indeks Modal Manusia (human capital index/HCI) Indonesia pada tahun 2045.

Saat ini skor di Indonesia hanya sekitar 54 persen tingkat HCI pada tahun 2020. Menurut Achmad Rizali, sangat mustahil jika mutu pendidikan Indonesia melesat hingga 73 persen, dengan sistem yang memprihatinkan.

“Artinya produktivitas manusia Indonesia semakin merosot dan terus memburuk. Ini sangat mengkhawatirkan karena rendahnya mutu manusia Indonesia berimplikasi pada gangguan stabilitas keamanan nasional, meningkatnya pengangguran, kriminalitas, kerusuhan sosial dan tentu saja memperburuk ekonomi nasional,” paparnya.

Untuk mengatasi buruknya pendidikan di Indonesia. Harus ada kerja kolosal yang bergerak dengan satu komando pada seluruh wilayah. Tentu, dengan anggaran yang besar dan payung hukum.

Rizal menegaskan pemerintah harus membuat kebijakan pendidikan yang revolusioner.

“Selama pendekatannya tidak revolusioner, pemerintah telah mempertaruhkan nasib generasi emas Indonesia menjadi generasi cemas di masa yang akan datang,” tandasnya.

Artikel Terkait