Ini Sosok Selebgram yang Ditahan Arab Saudi Gegara Visa Haji

FTNews- Beberapa waktu lalu ramai diberitakan bahwa seorang selebgram asal Indonesia ditangkap pihak kepolisian Arab Saudi karena kedapatan menjual visa non haji. Publik pun bertanya-tanya siapa sosok yang membuat geger jemaah haji tersebut.

Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Yusron B Ambary mengatakan, sosok  tersebut bukan lah seorang selebgram. Melainkan pegiat sosial berinisial LMN (40) yang aktif mengiklankan haji murah di Facebook.

"Bukan selebgram tapi pegiat media sosial,"ujar Yusron dalam keterangannya, Senin (10/6).

Baca Juga: Edy Rahmayadi ke Ketua Umum PWI: Kembalikan Pers ke Hati Rakyat

Yusron menyebut, pelaku juga merupakan seorang pemilik usaha travel AND Tour yang tidak punya izin penyelenggaraan ibadah haji.

"Perusahaan tournya ini baru punya izin umrah saja,"sambung Yusron.

Penangkapan LMN sendiri, kata Yusron berlangsung pada 25 Mei. Petugas mengamankannya saat dalam perjalanan menuju hotelnya di Makkah.

Baca Juga: Jokowi: IKN Bukan Hanya untuk ASN

"Saat penangkapan, sedang bersama keponakannya. Ponakannya langsung dilepas kalau LMN di tahan,” paparnya.

Pihak KJRI mengetahui kasus ini setelah suami LMN, AC menghubungi KJRI. Lalu bersama pihak KJRI, suami LMN bertemu dengan kejaksaan.

"Dari hasil penyelidikan, LMN melalui akun Facebooknya menjual paket haji tanpa tasreh. Penawarannya haji tanpa antre,” ujar Yusron.

Ajukan Penangguhan Penahanan

Yusron memaparkan, bahwa pihak KJRI membantu suami LMN untuk mengajukan penangguhan penahanan dengan jaminan. Namun pihak kejaksaan Arab Saudi menolaknya.

"LMN ini kena pasal financial fraud. Di Arab Saudi kasus cukup berat, tidak bisa bebas melalui jaminan,” terang Yusron.

Sementara itu, dari hasil pemeriksaan, kata Yusron, LMN menjual paket haji tanpa antre kepada 50 orang dengan harga sekitar Rp100 juta.

Para jemaah ini menggunakan visa ziarah, sementara LMN dan suaminya menggunakan visa pekerja musiman.

"Tim KJRI sudah bertemu dengan jemaahnya. Mereka agak bingung dengan nasibnya. Kami sudah minta mereka pulang, tapi mereka bilang nggak bisa pulang cepat, sudah terjadwalkan tanggal 21 Juni katanya," pungkasnya.