IPW Minta Kapolri Tegur Kapolda Metro, Buntut Penangkapan Aktivis di Bundaran HI
Hukum

Forumterkininews.id, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti adanya penangkapan sejumlah aktivis Greenpeace yang melaksanakan aksi di Bundaran HI, pada Jumat (6/10) kemarin.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengecam adanya tindakan kepolisian yang menangkap aktivis saat melaksanakan aksi tersebut.
“Indonesia Police Watch (IPW) mengecam tindakan kepolisian menangkap aktivis Greenpeace Indonesia yang mengadakan aksi damai di Bundaran HI, Jumat 6 Oktober 2023,†kata Sugeng, dalam keterangannya, pada Sabtu (7/10).
Baca Juga: Hari Pertama Operasi Patuh, Polri Tindak 20.047 Pelanggar, Mayoritas Pemotor
Lebih lanjut, Sugeng meminta kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar menegur Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto karena telah mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
“Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu hak asasi manusia. Yang tentunya dijamin oleh berbagai instrumen hukum nasional maupun internasional yang telah diratifikasi menjadi hukum positif di Indonesia,†tukas Sugeng.
Kemudian,  Sugeng juga mendesak Kapolda Metro Jaya agar membebaskan para aktivis yang ditangkap. Serta menghentikan kriminalisasi terhadap pihak yang menyampaikan pendapat di muka umum.
Baca Juga: Bareskrim Musnahkan Ratusan Kilogram Sabu dan Ganja
“Institusi Polri harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pelayanan, pengamanan, dan penanganan perkara penyampaian pendapat di muka umum. Dengan mengedepankan tindakan-tindakan yang bersifat himbauan, persuasif dan edukatif, bukan melalui tindakan represif dan kriminalisasi,†papar Sugeng.
Adapun Sugeng menuturkan hal ini menjadi ujian bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi secara menyeluruh. Termasuk instrumen hukum internal kepolisian sehubungan dengan penegakan hukum terhadap aksi menyampaikan pendapat di muka hukum.
“Jangan sampai kepolisian menjadi ‘momok’ menakutkan bagi kehidupan demokrasi di Indonesia,†tutup Sugeng.