Jejak Karier Band Sukatani, Viral Lagu Bayar Bayar Bayar Singgung Polisi
Lifestyle
.jpg)
Publik belakangan ini dihebohkan dengan kemunculan band Sukatani, grup band beraliran punk asal Purbalingga, Jawa Tengah. Lagu Bayar Bayar Bayar karya mereka viral dan memicu kontroversi dan perdebatan panas di media sosial.
Salah satu bagian liriknya menyebut 'bayar polisi'. Lagu Bayar Bayar Bayar tersebut menjadi bagian dari album mereka bertajuk "Gelap Gempita" yang mengangkat isu korupsi serta pungutan liar.
Dalam lirik lagu itu secara tegas menyentil praktik tersebut. Termasuk dugaan keterlibatan beberapa oknum polisi. Banyak pihak yang menafsirkan lagu tersebut sebagai kritik langsung terhadap kepolisian secara umum.
Baca Juga: Pihak Sekolah Tegaskan Pemecatan Vokalis Sukatani Novi Tak Terkait Lagu Bayar Bayar Bayar
Namun tidak sedikit yang melihatnya sebagai bentuk ekpresi kebebasan berpendapat dalam bermusik. Perdebatan pun meluas. Tak cuma warganet dan komunitas musik, pejabat publik politisi juga ikut merespons lagu band Sukatani tersebut.
Terlebih pihak band Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari peredaran. Hal ini semakin memuat dugaan adanya desakan terhadap band yang digawangi, Muhammad Syifa Al Lufti dan Novi Citra Indriyati.
"Mestinya grup band SUKATANI tak perlu minta maaf dan menarik lagu 'Bayar Bayar Bayar' dari peredaran karena alasan pengunjuk rasa menyanyikannya saat demo (2025). Lagu tersebut sudah diunggah di Spotify sebelum ada unras (menurut Chat GPT, Agustus 2023) dan menciptakan lagu untuk kritik adalah HAM," tulis Mahfud MD dalam akun X-nya, 22 Februari 2025.
Baca Juga: Vokalis Band Sukatani Dikabarkan Dipecat dari Profesi Guru Usai Polemik Lagu 'Bayar Polisi'
Profil Band Sukatani
Band Sukatani yang berbasis di Purbalingga beraliran punnk, dibentuk pada 2022. Digawangi oleh dua personel utama, Novi Citra Indriyati sebagai vokalis, yang dikenal dengan nama panggung Twister Angel.
Serta gitaris Muhammad Syifa Al Lufti, atau Alectroguy. Band Sukatani dikenal dengan gaya bermusik punk new wave yang kerap mengangkat isu-isu sosial di masyarakat dalam lirik lagu mereka.
Sejak awal kemunculannya, personel Sukatani memilih tampil secara anonim dengan mengenakan topeng balaclava. Identitas mereka baru terungkap membuat video permintaan maaf di media sosial dan mengumumkan menarik lagu Bayar Bayar Bayar pada 20 Februari 2025.
Keputusan menarik lagu justru menimbulkan polemik di publik. Banyak pihak menduga bahwa band ini mendapat tekanan dari aparat kepolisian.
Ironisnya, alih-alih meredam perhatian, lagu Bayar Bayar Bayar milik band Sukatani malah semakin populer dan banyak diputar. Bahkan dijadikan simbol dalam aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap.
Kasus ini pun memicu perdebatan lebih luas mengenai batasan kebebasan berekspresi di Indonesia. Sejumlah aktivis dan komunitas musik menyoroti bagaimana kritik sosial dalam seni kerap mendapat tekanan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa masih ada tantangan besar dalam memperjuangkan kebebasan berpendapat di ruang publik.
Salah satu yang menyorotnya yakni musisi Wima J-Rocks. Ia meyakini adanya desakan terhadap band Sukatani untuk menarik lagu Bayar Bayar Bayar yang menyinggung polisi untuk ditarik dari peredaran.
"Sebenarnya sih, itu pasti karena ada desakan, sih. Siapa yang mendesak sih? Pertanyaannya gitu. Cuma kalau gua, jadi menyayangkan saja sih," tutur Wima ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).
Teranyar, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan kepada band Sukatani untuk menjadi Duta Polri dalam rangka evaluasi perilaku oknum di tubuh kepolisian.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Polri dan komunitas seni serta mendorong transparansi dalam institusi kepolisian.
Terkait tawaran ini, hingga kini belum ada kejelasan apakah pihak band Sukatani akan menerimanya.