Jelang Ramadan 1445 Hijriah, Pemprov Sumut Diminta Waspadai Bergentayangannya Spekulan Pangan
Daerah

FTNews - Meski Ramadan 1445 Hijriah masih dua bulan lagi, namun Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Sumut) diminta untuk mewaspadai spekulan yang berdampak pada harga komoditas pangan.
Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, kemungkinan munculnya spekulan yang mempraktikan spekulasi selalu ada.
"Kemungkinan untuk munculnya spekulan itu selalu ada," ujar Gunawan, Jumat (19/1).
Baca Juga: Wali Kota Medan Janji Kebut Program Pembangunan Sebelum Akhir Tahun
Biasanya, menurut Gunawan, spekulan akan menahan barang agar harga naik dan berpotensi meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya buat mereka. Lantaran itu, ia meminta jalur distribusi perlu diperhatikan
"Jalur distribusi pasokan pangan ini harus diwaspadai," katanya.
Lebih lanjut, ia meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemprov Sumut dan Satgas Pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) agar mengawasi kondisi di lapangan.
Baca Juga: Warga Temukan Mayat Pelajar di Ladang Tebing Tinggi, Diduga Korban Pembunuhan
Gunawan kemudian menggarisbawahi KPPU agar rutin mendalami perbedaan harga komoditas pangan di tingkat petani maupun di pasar.
"Misalnya, selisih harga cabai merah di tingkat petani dan pasar yang biasanya Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu melonjak lebih dari Rp 10 ribu. Ini berarti ada rantai pasok yang mesti diawasi KPPU," katanya.
Meski begitu, Pemprov Sumut saat ini sedang mengantisipasi stok pangan, beras menjelang Ramadan tahun ini. Pengawasan dilakukan agar pasokan di masyarakat terus terjaga dan harga tidak melonjak.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini mengungkapkan, saat ini selalu ada penanaman padi setiap bulan di wilayahnya sehingga panen berpotensi akan terjadi pada Maret 2024.
"Dengan tersedianya stok, harga dapat dijaga, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi," katanya.